Dalam upaya meningkatkan kesadaran dan memberikan solusi terhadap isu kekerasan di sekolah, Mahasiswa KKP FPSI-UNM bekerjasama dengan TPPKSP SMAN 8 Makassar dan PIK Remaja SMAN 8 Makassar menggelar Psikoedukasi bertema "Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Sekolah" pada 27 September 2024 di ruang inovasi SMAN 8 Makassar. Acara ini dihadiri oleh anggota TPPKSP SMAN 8 Makassar, anggota PIK Remaja SMAN 8 Makassar serta semua ketua kelas dari kelas 10-12.
Psikoedukasi dibuka oleh kepala sekolah SMAN 8 Makassar, yang menyampaikan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi semua siswa. Dalam sambutan kepala sekolah, bapak Iwanuddin, S.Pd mengatakan,Â
"terimakasih pada pihak UNM khususnya paada mahasiswa KKP FPSI-UNM atas kolaborasinya bersama tim TPPKSP SMAN 8 Makassar dan PIK Remaja SMAN 8 Makassar yang telah mengadakan kegiatan ini. Sangat penting informasi dan edukasi ini, pada remaja khususnya anak-anak kami di SMAN 8 Makassar dimana mereka acapkali melakukan perilaku yang tanpa mereka sadari. Hal tersebut sudah tergolong kekerasan, baik secara verbal maupun fisik yang diawali dengan main-main akhirnya menumbulkan kekerasan."
Acara ini menghadirkan narasumber ahli psikologi yang bernama "Novita Maulidya Djalal S. Psi., M.Psi Psikolog membagikan pandangan dan strategi tentang bagaimana mencegah kekerasan serta cara menangani situasi jika kekerasan terjadi.
Diskusi interaktif juga menjadi bagian dari psikoedukasi ini, dimana peserta diajak untuk berbagi pengalaman dan bertanya langsung kepada narasumber. Banyak siswa yang mengungkapkan kekhawatiran mereka mengenai kekerasan yang terjadi dalam lingkungan sekolah. Proses diskusi berlangsung dengan sangat meriah dan melibatkan seluruh siswa.
Menjelang akhir acara, tim KKP FPSI-UNM memberikan sejumlah reward terhadap siswa-siswi yang aktif menjawab pertanyaan dari narasumber. Sebagai penutup, tim KKP FPSI-UNM` beserta guru-guru dan kepala sekolah juga menekankan pentingnya kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang bebas dari kekerasan.Â
"Kita semua memiliki peran dalam menciptakan budaya saling menghormati dan mendukung," Ucap kepala sekolah SMAN 8 MAKASSAR, Bapak Iwanuddin, S. Pd.