Aktivitas yang serba padat di atas bumi yang padat ini membuat pikiran kita selalu menuntut  refreshing alias penyegaran. Apalagi buat mereka yang harus beraktivitas sehari-hari di kota metropolitan di mana tiada hari dilalui tanpa kemacetan yang selalu melelahkan. Sudah jauh-jauh hari sebelum liburan semester genap aku dan beberapa orang teman merencanakan liburan ke kota yang jauh dari keramaian. Kota asal salah satu teman kuliahku, Kota Tulungagung. Dari sini kita mengunjungi beberapa tempat wisata dan salah satunya ialah ekowisata hutan mangrove ‘Cengkrong’ yang terletak di Jalan Ronggowarsito No. 14 Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.
Pembangunan ekowisata ini diusung oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Pemerintah Kabupaten Trenggalek. Ada banyak jenis tanaman mangrove yang ditanam di sini seperti Xyrocarpus sp., Ceriops decandra dan lain sebagainya. Tiap-tiap jenis tanaman dilengkapi dengan nama spesies karena tempat ini juga mengusung konsep wisata edukasi. Jadi tempat ini sangat cocok bagi seluruh kalangan mulai dari anak-anak, muda-mudi, hingga orang tua. Untuk masuk pun tidak dikenakan biaya, cukup membayar biaya parkir kendaraan saja. Tapi buat rombongan yang tidak membawa kendaraan atau tidak memarkir kendaraan yang disediakan petugas biasanya akan dimintai biaya masuk seikhlasnya saja. Ya maklum sih, untuk merawat dan mengembangkan tempat ini kan perlu biaya juga. Hehehhe...
Bagi mereka yang tinggal di pesisir pantai mungkin sudah tidak asing dengan hutan mangrove. Tetapi adayang berbeda dengan hutan mangrove di sini. Wilayah kabupaten trenggalek sendiri selain berbatasan dengan Samudra Hindia juga dikelilingi oleh lanskap pegunungan dan perbukitan yang masih merupakan bagian dari rangkaian Pegunungan Kidul. Pemandangan yang menyejukkan mata saat berjalan-jalan di atas jembatan yang membelah hutan tercipta berkat asrinya gugusan tanaman mangrove dengan latar belakang hijaunya pegunungan. Jadi dijamin buat deh siapapun yang berkunjung ke sini nggak akan puas sekedar jalan-jalan tanpa mengambil oleh-oleh berupa foto-foto bagus.Â
Oh iyah, jembatan di sini lebih dikenal masyarakat dengan ‘ Jembatan Galau’. Kurang tau juga sih gimana cerita asalnya. Tapi mungkin saking indahnya pemandangan yang terlihat saat jalan-jalan di sepanjang jembatan membuat kita jadi galau kalau mau pergi meninggalkan tempat ini.Dan nggak usah heran juga kalau tempat ini kerap dijadikan sebagai tempat foto pre-wedding bagi pasangan-pasangan muda yang hendak mengikat janji suci. Sepertinya pun tempat ini memang disetting untuk menjadi tempat yang nyaman buat berfoto ria karena dilengkapi dengan gazebo-gazebo di tiap-tiap ujung jembatan yang dibangun di antara rimbunnya tanaman mangrove.
Tempat ini cukup ramai terutama pada hari libur. Sangat disarankan buat kalian agar bisa menikmati alam dan mengambil foto dari setiap sudut dengan leluasa agar datang ke sini saat hari biasa aja. Meskipun sudah dua kali ke sini tapi rasanya tetap menyenangkan berjalan-jalan di antara dedaunan tanaman mangrove dan memandang latar belakang pegunungan. Sejauh mata memandang yang nampak hanya warna hijau dan birunya langit. Jadi buat kalian yang sudah terlalu lelah dengan padatnya kota dan terlalu bosan piknik ke pantai atau gunung, tempat ini adalah tempat yang kalian cari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H