Mohon tunggu...
miftaqudin
miftaqudin Mohon Tunggu... Pramusaji - mahasiswa unpam

hobi scrool IG sampe bosen, kadang juga suka mancing kalo lagi puyeng

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Opini Bhineka Tunggal Ika di Era Modern

28 Juni 2024   18:46 Diperbarui: 28 Juni 2024   19:18 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bhineka Tunggal Ika, sebuah frasa yang berarti "Berbeda-beda tetapi tetap satu," telah menjadi semboyan nasional Indonesia yang merefleksikan kekayaan budaya, suku, agama, dan bahasa yang ada di negeri ini. Di era modern ini, makna Bhineka Tunggal Ika semakin relevan dan penting dalam menghadapi tantangan globalisasi, digitalisasi, dan pergeseran nilai sosial.

Era modern ditandai oleh perkembangan teknologi yang pesat dan keterhubungan antarbangsa yang semakin erat. Teknologi informasi dan komunikasi memudahkan kita untuk berinteraksi dan bertukar informasi secara cepat dan luas. Di satu sisi, hal ini memperkaya pemahaman kita tentang keragaman budaya dan memperkuat solidaritas. Namun, di sisi lain, globalisasi juga membawa tantangan berupa homogenisasi budaya dan potensi konflik antar kelompok.

Bhineka Tunggal Ika mengajarkan kita untuk tetap menjaga identitas budaya masing-masing sekaligus menghormati perbedaan yang ada. Ini adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan inklusif. Dalam konteks pendidikan, misalnya, pengenalan dan penghargaan terhadap budaya lokal harus tetap dipertahankan agar generasi muda tidak kehilangan akar budayanya. Sementara itu, dialog antarbudaya harus terus diperkuat untuk menghindari kesalahpahaman dan memperkokoh persatuan.

Selain itu, Bhineka Tunggal Ika juga relevan dalam konteks politik dan sosial. Dalam demokrasi yang sehat, perbedaan pendapat dan pandangan adalah hal yang wajar dan perlu dihormati. Prinsip Bhineka Tunggal Ika mengingatkan kita bahwa keberagaman pendapat justru memperkaya diskusi dan pengambilan keputusan. Toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan menjadi landasan penting dalam menjaga stabilitas dan kedamaian sosial.

Namun, kita juga tidak boleh menutup mata terhadap tantangan yang ada. Hoaks, ujaran kebencian, dan polarisasi sosial yang semakin marak di media sosial dapat merusak semangat Bhineka Tunggal Ika. Oleh karena itu, literasi digital dan pendidikan karakter perlu ditingkatkan agar masyarakat mampu menyaring informasi dengan bijak dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi.

Bhineka Tunggal Ika bukan sekadar semboyan, melainkan prinsip hidup yang harus diwujudkan dalam setiap aspek kehidupan. Di era modern ini, di mana perubahan terjadi dengan cepat dan kompleksitas semakin meningkat, nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika menjadi pijakan yang kokoh untuk membangun bangsa yang kuat, harmonis, dan berdaya saing tinggi. Mari kita jaga dan lestarikan semangat Bhineka Tunggal Ika demi masa depan Indonesia yang lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun