Rengginang adalah cemilan renyah yang berasal dari beras ketan, meskipun berasal dari tradisi lama, rengginang terus eksis sebagai cemilan pendamping sampai saat ini. Bahkan masih menjadi cemilan yang di gemari oleh beberapa kalangan, baik di pedesaan maupun perkotaan. Terbuat dari beras ketan sebagai bahan utama, dan bumbu - bumbu seperti merica, bawang putih, trasi menjadikan rengginang memiliki cita rasa outentik yang membuatnya eksis sampai sekarang sebagai cemilan pendamping. Di berbagai daerah rengginang memiliki nama dan cara pembuatannya yang berbeda, misalnya di Bali sering di sebut dengan "keripik ketan", sedangkan di jawa penyebutanya rengginang namun di jawa bentuknya cenderung bulat atau pipih. Rengginang sendiri awalnya dibuat sebagai makanan selingan di acara adat, upacara tradisional, atau sebagai bekal perjalanan. Proses pembuatan yang sederhana dan bahan - bahan yang mudah didapat membuat rengginang menjadi cemilan yang praktis dan tahan lama. Bahkan, sebagian orang menggunakannya sebagai alternatif nasi.
Bahan Dan Proses Pembuatan Rengginang
Pembuatan rengginang cukup sederhana, tetapi membutuhkan ketelitian untuk mendapatkan hasil yang sempurna. Berikut adalah bahan - bahan yang diperlukan untuk membuat rengginang :
- Beras Ketan
- Terasi
- Bawang Putih
- Garam
- Ketumbar
Proses pembuatan rengginang dimulai dengan merendam beras sampai beberapa jam, lalu mengukusnya hingga matang. Setelah itu, beras ketan yang sudah matang tadi dicampur dengan bumbu - bumbu tadi kemudian saat masih panas beras ketan yang sudah di campur dengan bumbu tadi di cetak menggunakan cetakan yang berbentuk lingkaran. Cetakan disini bervariasi sesuai dengan daerah masing - masing dan di Jawa cetakan cenderung berbentuk lingkaran.
Variasi rengginang di berbagai daerah
Seiring berjalannya waktu, rengginang memiliki berbagai inovasi dan variasi, tergantung pada daerah pembuatanya. Di jawa barat misalnya, rengginang sering dibumbui dengan rasa manis, sedangkan di jawa tengah dan di jawa timur cenderung lebih banyak dijumpai dengan rasa gurih, tetapi seiring berjalannya waktu banyak produsen yang juga melakukan inovasi dengan menggunakan varian rasa untuk rengginangnya.
KesimpulanÂ
Dari tradisi kaya hingga perkembangan modern yang inovatif, rengginang menjadi cemilan yang tak lekang oleh waktu. Cemilan ini terus berevolusi dan beradaptasi dengan selera pasar, tetapi tetap mempertahankan akar budaya yang kuat. Rengginang bukan sekedar cemilan, tetapi juga warisan kuliner yang menggambarkan kekayaan rasa dan tradisi indonesia. Jadi tidak ada salahnya jika rengginang kembali hadir sebagai cemilan di meja makan anda dan menyambut setiap kesempatan dengan cita rasa yang penuh kenangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H