Mohon tunggu...
MIFTAKHUL ROKHMAH
MIFTAKHUL ROKHMAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Tugas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Inti Setiap Agama Adalah Sama

17 Maret 2022   19:01 Diperbarui: 17 Maret 2022   19:05 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebelumnya saya mohon maaf yang sebesar- besarnya kepada Pak Edi selaku dosen mata kuliah kewarganegaraan, karena sebenarnya tugas kali ini adalah mewawancarai pemimpin agama dari suatu tempat ibadah yang ada. Tetapi saya hanya mewawancarai teman dari teman saya yang beragama tersebut, di karenakan tempat ibadah tersebut tutup.

Pertama- tama karena sedari kecil saya bersekolah di sekolah islam membuat saya tidak memiliki teman yang berbeda keyakinan, sebenarnya ada tetapi dia telah pindah rumah dan saya tidak dapat menemukan nomor kontaknya. Jadi saya berinisiatif untuk bertanya mengenai perbedaan agama ini kepada temannya teman saya, hehe.

Untuk wawancara kali ini yang bertema perbedaan agama, saya banyak bertanya kapada seseorang, sebut saja Mas F. Mas F adalah seorang pemeluk agama Kristen protestan. Yang pertama saya tanyakan adalah tempat dimana biasanya dia beribadah, katanya dia sering beribadah di GBI Porong belakang Rumah Sakit Bhayangkara. Gereja tersebut menerapkan 2 sistem yaitu sabtu dan minggu. Pada hari sabtu pukul 18.15 biasanya di khususkan untuk remaja mulai dari SMA hingga pada bangku perkuliahan. Sedangkan untuk hari minggu sore pada jam 4 dapat digunakan untuk semua kalangan, orang tua dan juga anak- anaknya. Saat saya bertanya mengapa antara satu dengan yang lain dibedakan, jawabannya adalah setiap khutbah yang ada khusus untuk mengarahkan kepada siklusnya.

Saat ini pandemic covid 19 yang sedang merajalela tentu membuat banyak kegiatan masyarakat tertunda, begitupun dengan tempat ibadah. Dilarangnya berkelompok dan membuat kerumunan menyebabkan setiap tempat harus membuat peraturan terbaru. Begitupun yang terjadi pada gereja tempat biasa Mas F beribadah. Pada awal covid, gereja tersebut menerapkan system daring dan live di youtube. Barulah kemudian saat covid mulai mereda beribadah tatap muka dapat di mulai Kembali. Perbedaan yang lain adalah pada saat sebelum covid ibadah dilakukan juga pada hari rabu, yang merupakan doa pekerja. Tetapi lagi dan lagi karena covid gereja tersebut membuat system baru yaitu hari sabtu dan minggu, selain hari itu gereja tersebut tutup, begitu katanya.

Karena saya sudah bertanya cukup banyak mengenai sistem gereja tersebut, tidak afdol jika saya tidak juga bertanya tentang nama pemimpin gereja atau yang biasa disebut pak pendeta. Namanya adalah Bapak Sugiono Harminto. Saya juga di jelaskan perbedaan antara pastor dan juga pendeta. Pastor dan biarawati adalah sebutan untuk pemimpin dalam agama Kristen katolik, sedangkan pendeta adalah pemimpin dalam Kristen protestan.

Untuk peraturan gereja sendiri adalah yang pertama harus datang tepat waktu. Jika ibadah dimulai pada pukul 4 maka sebelum itu jemaat sudah harus hadir di tempat. Dan juga saat khutbah sedang berlangsung maka handphone harus dalam keadaan mati. Peraturan selanjutnya adalah menjadi jemaat tetap gereja tersebut. Maksudnya adalah Mas F tidak boleh untuk berpindah- pindah antara  satu gereja ke gereja lainnya, karena data diri telah masuk dan terdaftar di gereja tersebut yaitu GBI Porong. Lalu bagaimana jika berada di luar kota? Jawabnya adalah boleh, jika keadaan sedang berada di luar kota maka beribadah di gereja lain di perbolehkan.

Pertanyaan saya selanjutnya adalah tentang apakah pendeta di perbolehkan untuk menikah, karena biasanya pada film- film yang ada mereka tidak di bolehkan untuk menikah. Tetapi jawaban narasumber saya adalah di perbolehkan. Tetapi untuk biarawati benar- benar dilarang untuk menikah. Kemudian saat saya bertanya tentang adakah syarat untuk menjadi seorang pendeta. Ternyata Mas F ini pernah sharing- sharing dengan pak pendeta dan katanya sebelum menjadi seorang pendeta di haruskan untuk sekolah terlebih dahulu, Namanya adalah sekolah Teologi.

Karena agama Kristen terbagi menjadi dua yakni katolik dan protestan, maka terdapat beberapa perbedaan antara keduanya. Yang pertama adalah adat dan juga kitab yang dipakai. Kemudian dalam Kristen katolik terdapat beberapa ayat tambahan. Untuk ibadah sendiri jika dalam protestan pada hari sabtu dan minggu, maka dalam katolik terdapat tambahan seperti kamis putih dan jumat agung.

Dalam agama Kristen pernikahan beda agama juga tidak di perbolehkan, karena terdapat peraturan mengenai hal tersebut. Saya rasa semua agama juga tidak memperbolehkan hal tersebut. Tetapi mungkin juga beberapa terdapat orang yang membuat aturannya sendiri. Namun jika seseorang pemeluk protestan dan katolik menikah, mereka harus ikut salah satu dari mereka.

Karena mayoritas penduduk Indonesia beragama islam, dan sangat menjunjung tinggi toleransi. Nyatanya hal tersebut masih kurang dalam penerapannya. Contohnya adalah di beberapa wilayah perizinan untuk mendirikan gereja sangat sulit, banyak yang tidak setuju dan juga menolak. Tetapi di samping itu toleransi di Indonesia memang sudah cukup baik.

Mengenai toleransi, baru- baru ini umat islam di kejutkan dengan pernyataan tidak bolehnya menggunakan toa atau pengeras suara di masjid. Yang di nilai menganggu dan menyebabkan kebisingan. Bahkan suara adzan masjid di samakan dengan suara gonggongan anjing. Dan hal tersebut di lontarkan sendiri oleh Menteri agama. Tentu saja hal tersebut menjadi polemic di masyarakat karena suara adzan dan gonggongan anjing adalah dua hal yang sangat berbeda. Tetapi sebenarnya pemeluk agama selain islam tidak keberatan dengan adanya suara adzan. Mereka justru menjadikanya sebagai tambahan ilmu, dan juga memberikan motivasi. maksudnya adalah jika umat islam dapat beribadah setiap jam maka sebagai umat Kristen mereka juga harus lebih disiplin dan tepat waktu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun