Mohon tunggu...
Mifta Khalimmatus
Mifta Khalimmatus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Stereotipe Masyarakat Mengenai Wanita yang Tidak Boleh Mengenyam Pendidikan Tinggi

29 April 2024   07:27 Diperbarui: 29 April 2024   07:30 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hai Sobat Kompasiana! Tahukah kalian apa itu kesetaraan gender? Kesetaraan gender adalah kesamaan kondisi dimana laki-laki atau perempuan guna memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia agar mampu berpatisipasi dalam kegiatan politik, social budaya, pendidikan serta kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan. Kesetaraan gender itu sangat penting dalam kemajuan suatu Negara kita. Sedangkan Negara Indonesia masih menjadi Negara berkembang dengan kesetaraan gender yang rendah.

Pernahkah kalian dengar hal ini kalian? “cewek ngapain sekolah tinggi-tinggi? Ujung-ujungnya juga didapur, jadi ibu rumah tangga, ngurus anak dan suami”. Mungkin diantara kalian para wanita pernah sering mendengar ucapan atau mengalami hal tersebut.. Namun pernyataan mengenai hal ini sudah sering kita dengar dikalangan masyarakat awam yang tidak mengetahui banyak pengalaman pendidikan. Sehingga tidak sedikit orang yang sering mengatakan hal tersebut kepada wanita yang ingin berpendidikan yang tinggi. Padahal menunut ilmu adalah hak bagi semua manusia baik laki-laki ataupun wanita tanpa memandang gender. Karena wanita tidak hanya berparas cantik dan berpenampilan feminism saja, akan tetapi wanita juga perlu cerdas dan pintar dalam hal pendidikan.

Meskipun beberapa masyarakat sudah mengerti mengenai penjelasan perlunya wanita berpendidikan tinggi, nyatanya dihadapkan dengan beberapa permasalahan juga. Wanita dianggap tidak bias kuat, lebih pintar atau pun lebih kaya dari laki-laki. Selain itu juga wanita dinilai jika mereka bias berpendidikan tinggi maka akan sulit mencari pasangan hidup dikarenakan banyak laki-laki yang minder terhadap pencapainnya. Ketidakadilan ini sering muncul dipresepsi masyarakat yang berbeda-beda menjadikan kesempatan wanita lebih sedikit dibandingkan dengan kesempatan laki-laki.

Dengan menentang akan permaslahan dan ketidakadilan yang muncul pada wanita terkait pendidikan wanita, akan menciptakan lingkungan yang tidak memandang gender. Wanita juga dapat berpendidikan setinggi-tingginya tanpa memikirkan presepsi masyarakat mengenai pandangan yang berbeda-beda akan pendidikan. Ada ungkapan bahwa “Seorang anak yang cerdas terlahir dari ibu yang cerdas juga”. Karena hakikatnya wanita akan menjadi seorang ibu, dan ibu akan menjadi madrasatul ula atau guru pertama untuk anaknya nanti. Maka dari itu wanita sangat perlu memliki berpendidikan yang tinggi dan cerdas untuk mengajarkan kepada anaknya menjadi anak yang cerdas juga. Sehingga menciptakan generasi-generasi yang cerdas untuk Negara kita. Pendidikan akan meciptakan pemikiran yang berwawasan luas dan berkualitas, sehingga wanita lebih siap untuk mengahadapi permasalah dimasyarakat dan tidak tergantung hanya pada laki-laki saja. Dengan demikian akan mengahapus permasalahan mengenai wanita yang tidak boleh mengenyam pendidikan tinggi. Hal ini juga membuat wanita mampu berdaya untuk dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, bahkan Negara kita. Untuk itu sangat penting sekali kita mendukung akan kemajuan pendidikan perempuan setinggi-tingginya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun