4. Inflasi
Inflasi merupakan indikator utama dalam ekonomi Indonesia menurut BPS, dan inflasi bergejolak dipengaruhi oleh kecepatan produksi serta distribusi barang dan jasa. Tingkat inflasi yang tinggi pada awal Juli 1997 terus meningkat hingga mencapai 77,6% pada tahun 1998, yang mengganggu pasar barang dan jasa serta memengaruhi konsumsi impor dan ekspor. Liberalisasi pasar internasional adalah hasil dari globalisasi pasar global yang semakin meningkat. Kondisi ini menyebabkan kestabilan moneter terhadap tekanan. perekonomian global. Dalam situasi seperti ini, ekonomi negara lain ikut memengaruhi proses pembentukan harga, termasuk nilai tukar mata uang, suku bunga, indeks saham, dan harga komoditi.
Kesimpulan
Krisis moneter yang melanda Indonesia dari pertengahan 1997 hingga akhir 1998 menyebabkan perekonomian negara ini melemah. Salah satu penyebab utama krisis adalah penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Selain itu, tingginya utang perusahaan swasta yang jatuh tempo pada periode itu juga berkontribusi, ditambah dengan serangkaian bencana nasional. Dampak dari krisis ini sangat luas, meliputi sektor ekonomi yang mengalami inflasi
tinggi, penutupan banyak perusahaan karena utang luar negeri yang menggelembung, serta meningkatnya angka pengangguran dan rendahnya tingkat investasi serta tabungan masyarakat.
Di sektor sosial dan politik, muncul kerusuhan akibat kehilangan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, yang berujung pada turunnya Soeharto dari kursi kepresidenan dan meningkatnya jumlah rakyat miskin. Akhirnya, pemerintah terpaksa meminta bantuan dari IMF untuk mencegah depresi ekonomi lebih lanjut. Krisis ini tidak. hanya mengganggu perekonomian, tetapi juga memicu kekacauan sosial dan politik di seluruh negeri.
Sumber :Â
Andi Suwirta, "Krisis Moneter, Gejolak Politik, dan Perlunya Reformasi Pendidikan di Indonesia, 2010.Â
Putri Keumala Sari, "Identifikasi Penyebab Krisis Moneter dan Kehijakan Bank Sentral di Indonesia: kasus krisis tahun (1997-1998 dan 2008).," 2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H