Keluarga merupakan tempat pertama anak untuk berinteraksi, terutama keluarga inti. Tentu keluarga memiliki peranan penting dalam menanamkan nilai-nilai yang dianggap baik. Dari sosialisi yang terjadi di dalam keluaraga anak bisa belajar, contohnya saja bagaimana komunikasi yang terjadi di dalam keluarga, cara pengambilan keputusan, bagaimana kedekatan yang terjalin diantara anggota keluarga dan lain sebagainya.
Sekarang ini banyak terjadi permasalahan-permasalahan di dalam keluarga yang dapat memicu konflik. Salah satu contohnya, yaitu terjadinya konflik antara orang tua dan anak. Terjadinya saling tidak enakan antara orang tua dan anak ketika orang tua tidak mau membelikan sesuatu yang diminta oleh anak, namun dilakukan dengan cara yang kurang tepat seperti memarahi anak dengan alasan banyak maunya dan lain sebagainya. Padahal yang terjadi orang tua sedang memiliki permasalahan dalam hal keuangan, sehingga apa yang diminta oleh anak tidak menjadi prioritas. Tidak adanya kemampuan orang tua dalam mengomunikasikan kondidi yang terjadi, sehingga memunculkan konflik diantara orang tua dan anak. Bukan hanya itu, hal yang takutkan ialah anak melakukan hal yang nekat untuk memenuhi keinginannya
Hal tersebut akan jauh berbeda ketika orang tua melakukan penolokkan dengan cara yang lebih baik. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara mengomunikasikan apa hal yang membuat orang tua menolak untuk membelikan apa yang diminta oleh anak. Adanya keterbukaan komunikasi yang terjadi, tidak menutup kemungkinan untuk anak dapat mengerti dengan kondisi orang tua dan bisa menurunkan egonya. Dari hal ini juga anak dapat belajar dan juga seakan-akan mendapatkan kepercayaan karena orang tuanya sudah mau bercerita kepadanya tentang apa yang terjadi sebenarnya.
Adanya keterbukaan yang ada di dalam keluarga dapat mengurangi menculnya kesalahpahaman, miskomunikasi dan juga konflik. Keterbukaan orang tua kepada anak tidak menutup kemungkinan anak juga akan terbuka kepada orang, sehingga di antara orang tua dan anak bisa saling menjadi pendengar yang baik. Apabila hal tersebut terapkan secara terus menerus tentu akan berdampak baik terhap keefektifan komunikasi yang terjadi di dalam keluarga. Adapun yang diharapkan dari adanya hal ini ialah terhindarnya keluarga dari hal-hal yang tidak dinginkan dan terwujudnya keluarga yang harmonis.
Sebagaiman yang sudah dituliskan diawal tadi, keluarga merupakan tempat pertama anak untuk belajar. Adanya keterbukaan dan saling bisa menjadi pendengar yang baik tentu dapat diterapkan anak di luar lingkungan keluarga, seperti di lingkungan pertemanan, di lingkungan sekolah, lingkungan masyarakata dan lain sebagainya. Hal ini dapat menjadi pegangngan bagi anak dalam bersosialisasi di luar lingkungan keluarga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H