Mohon tunggu...
Miftahur Rahmi
Miftahur Rahmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

its me, hi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Apakah Semua Hal Harus di Musyawarahkan di Dalam Keluarga?

1 Agustus 2023   19:00 Diperbarui: 1 Agustus 2023   19:06 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berbicara mengenai keluarga memang tidak ada habisnya. Banyak hal yang dapat dibahas dari keluarga itu sendiri. Membahas mengenai makna keluarga sendiri, banyak sekali makna dari keluarga tersebut. Tak jarang setiap orang memiliki makna tersendiri mengenai keluarga.

Setiap keluarga memiliki keunikannya sendiri-sendiri. Tak jarang ketika mengamati antara dua keluarga memiliki perdaan dan terkadang juga persamaan. Hal ini bisa dilihat dari pola asuh, keterbukaan di dalam keluarga, cara pengambilan keputusan, dan lain sebagainya. jadi dapat kita pahami tidak semua hal harus selalu disamakan

Cara pengambilan keputusan di dalam keluarga menjadi hal yang menarik untuk dibahas kali ini. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengambil keputusan di dalam keluarga. Salah satunya musyawarah, di mana terkadang ketika mendengar kata musyawarah ini kita seakan-akan menganggap cara inilah merupakan cara yang terbaik dalam pengambilan keputusan. Namun, menurut penulis sendiri tidak semua keputusan harus dimusyawarahkan di dalam keluarga.

Ada kalanya kita membutuhkan musyawarah, dan ada kalanya keputusan yang diambil secara sendiri tanpa melibatkan seluruh anggota keluarga. Banyak hal yang memengaruhi hal tersebut, seperti kita melihat situasi dan kondisi yang ada pada keluarga. Terkadang tidak semua anggota keluaraga harus dilibatkan ke dalam musyawarah, seperti anak yang masih belum mengerti apa-apa. Namun, berbeda dengan anak yang duah mulai masuk rema, tiadak ada salahnya mengajak ikut musyawarag. Hal ini kan membuat abak tersebut seakan-akan sudah dipercaya.

Ada sebuah keluarga yang ingin membeli sebuah rumah, di mana keluarga tersebut terdiri dari ayah, ibu, kakak, abang, dan adik. Orang tua memutuskan untuk mengajak anak-anaknya, kecuali si adik untuk bermusyawarah untuk memutuskan rumah seperti apa yang ingin dibeli. Si adik dikecualikan karena masih sekolah TK dan maih belum paham dengan hal ini. Adanya musyawarah yang dilakukan ini, memiliki banyak tujuan. Dari hal ini dapat kita lihat terjadi komunikasi dan keterbukaan dalam keluarga tersebut. Musyawarahlah yang dipilih sebagai langkah dalam menentukan keputusan.

Namun, berbeda halnya ketika ada hal-hal yang memang tidak memerlukan musyarawah untuk pengambilan keputusannya. Dapat kita beri contoh dalam hal-hal yang kecil, seperti membeli barang-barang yang tidak terlalu membutuhkan kesepakayan bersama untuk membelinya dan lebih kepada kebuthan pribadi. Sama halnya menyangkut hal-hal sensitif yang tidak perlu dimusyawarahkan dalam pengambilan keputusan. Jadi dapat kita pahami bahwa tidak semua hal harus dimusyawarahkan. Hal ini dapat tergantung kepada situasi dan kondisi, dan juga kepentingan dari keputusan tersebut. Kalau memang keputusan tersebut menyangkut kepada semua orang, tentu kita membutuhkan yang namanya musyawarah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun