Mohon tunggu...
Miftahul Ulum
Miftahul Ulum Mohon Tunggu... mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Money

Bagaimana Pandangan Islam tentang Uang?

24 Desember 2016   08:34 Diperbarui: 24 Desember 2016   08:39 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Ketika uang dijadikan sebagai suatu komoditas oleh sistem kapitalis, maka berkembanglah dengan apa yang disebut dengan pasar uang. Nah terbentuknya pasar uang ini menghasilkan dinamika yang khas dalam perekonomian konvensional, lebih-lebih pada sektor moneternya. Dari pasar uang ini kemudian muncul pasar derivatif, yang merupakan turunan dari pasar uang. Pasar derivatif ini menggunakan sistem bunga sebagai harga dari produk-produknya. Namun dalam transaksinya sebagian besar diantaranya mengandung motif spekulasi. Maka tak heran jika perkembangannya di pasar moneter sangatlah spektakuler.

Dalam perkembangan sejarah, berkembang pemikiran bahwa uang tidak hanya bisa dibuat dari emas atau perak. Bahkan sahabat Umar Bin Khattab pernah mengatakan “aku ingin menjadikan kulit unta sebagai alat tukar”, pernyataan ini keluar dari bibir seorang yang amat paham tentang hakikat uang dan fungsinya dalam ekonomi. Menurut Umar, emas dan perak akan mengalami ketidakstabilan manakala terjadi ketidakstabilan pada sisi permintaan maupun penawarannya.

Jadi disini sudah jelas bahwa pendapat uang sebagai alat tukar yaitu tidak diperlukan untuk dirinya sendiri, melainkan untuk menjadi perantara dalam memenuhi kebutuhan manusia yang mencerminkan kebenaran. Inilah yang kemudian menjadi acuan mayoritas Ulama’ hingga sekarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun