Mohon tunggu...
Miftahul Roifa
Miftahul Roifa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Sudahkah Kita Menjadi Kholifah Penjaga Alam Pilihan-Nya ?

14 September 2016   20:51 Diperbarui: 14 September 2016   21:19 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://www.anneahira.com/peranan-manusia-sebagai-khalifah.htm

23 الَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَاتِهِمْ دَائِمُونَ

24 وَالَّذِينَ فِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَعْلُومٌ

25 لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ

“ 19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. 20. apalagi ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, 21. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, 22. Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, 23. Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, 24. Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, 25. Bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta). “

Dalam firman tersebut Allah mengisyaratkan bagi manusia agar berpotensi positif dan negatif, dan pada dasarnya potensi manusia tersebut lebih  kuat potensi positif dari pada negatifnya. Hanya saja daya tarik keburukan yang mendorong potensi tersebut dalam diri manusia, yang pada akhirnya daya tarik keburukan lebih kuat. Dan perlu kita pahami bahwa sesungguhnya manusia tercipta atas sifat kikir dan rakus, rakus dikala manusia itu berlimang harta dia akan kikir. Gelisah dikala tertimpa masalah atau musibah dia mudah untuk mengeluh dan mengadu kepada-Nya.

Dan sesungguhnya, kikir itu sama halnya dengan asysukha (al-bakhil) akan tetapi terdapat perbedaan antara keduanya, kikir lebih parah dari asysukha, kenapa? karena asysukha sendiri bukan hanya kikir akan tetapi juga kikir atas harta atau kekayaan yang orang lain miliki, dan yang pada intinya menginginkan harta tersebut dimiliki pula dan diberikan kepadanya, sifat yang seperti itu tidaklah layak kita kerjakan, karena semua yang kita miliki hakikatnya adalah milik Allah semata. Maka jadilah manusia yang baik, yang mengetahui sifat dan potensinya, baik positif maupun negatif, terhadap sifat dan potensinya yang positif hendaknya di pupuk dan di kembangkan hingga ke tingkat yang lebih baik, sedang terhadap sifat dan potensi yang buruk hendaknya segaera menguranginya . dan adapun sikap kita terhadap harta ialah :

1. Harta adalah anugerah, kenapa di sebut anugerah ? karena apa yang kita miliki harus kita syukuri, dan tidak semua insan dapat memilikinya dan dapat memikul tanggung jawab atas harta yang telah di anugerahkan kepadanya.

2. Harta adalah amanah, karna harta merupakan tanggung jawab atas pemiliknya dalam memanfaatkan harta tersebut.

3. Dan yang terakhir harta adalah ujian, tidak hanya kemiskinan yang menjadi ujian akan tetapi harta (kekayaan) pun menjadi ujian, karna semua itu tidak di pandang dari kaya atau miskinnya, akan tetapi di lihat dari segi persoalan menghadapinya.

Dalam hal mengentaskan kemiskinan, Allah juga menganjurkan banyak cara yang harus di tempuh, yang secara garis besar terdapat 3 hal pokok, yakni kewajiban individu, kewajiban masyarakat, dan kewajiban pemerintah.

Setelah kita memahami bahwa sumber daya alam Allah ciptakan hanya untuk kesejahteraan bersama, kita juga harus menerapkan cara pemanfaatannya dengan baik, diantaranya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun