Mohon tunggu...
Miftahul Rizmi
Miftahul Rizmi Mohon Tunggu... Administrasi - Dosen

Bersahabat dengan dunia melalui lembaran tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pertanyaan Kedatangan Bukan Candaan Tapi Pembunuh

8 Maret 2018   14:40 Diperbarui: 8 Maret 2018   14:42 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

            Menikah bukan hanya satu-satunya pelengkap kebahagiaan,  namun sering sekali menikah di jadikan satu-satunya alasan pelengkap  kebahagiaan bagi mereka yang masih saja sendiri. Menjalani hari-hari  sebagai seseorang dengan status sendiri sering sekali menjadi sasaran  empuk untuk pertanyaan "Kapan Menikah ". Apalagi dengan usia yang sudah  terbilang tak muda lagi.

Banyak sekali masalah mengenai pernikahan  menjadi sebuah kegalauan tersendiri untuk para wanita. Tuntutan umur  dan desakan dari orang tua serta lingkungan yang sering membuat mereka  harus berpura-pura memasang senyum palsu dalam menjawab pertanyaan  tentang sebuah kedatangan. Psikis yang awalnya hanya terguncang bisa  berubah menjadi depresi dan menghilangkan sikap syukur terhadap diri  sendiri. Perubahan bertahap dilakukan bukan semata-mata untuk diri  sendiri melainkan untuk mempermudah menemukan pasangan.

             Ada berbagai alasan kenapa seorang wanita itu belum menikah. Namun di  negeri ini sendiri, wanita dengan umur yang melewati batas menikah  tetapi belum menikah akan di anggap sebagai petaka bagi keluarga. Bahkan  kegalauan yang sangat akut di alami oleh keluarga saat anak gadis  mereka belum menikah di umur yang sudah lewat batas menikah.

             Pernahkan kita bayangkan bagaimana perasaan wanita tersebut, saat  candaan "Kapan Menikah" menjadi kalimat belati yang membunuh mentalnya.  Wanita tersebut bahkan harus rela meninggalkan rasa rindunya berkumpul  bersama teman sejawat dan pertemuan lainnya agar tak terjebak dengan  pertanyaan tentang kedatangan tersebut. Wanita tersebut lebih nyaman  berada di perantauan daripada harus kembali ke kampung halaman dan  mendengar hal-hal yang udah sangat bosan ia tanggapi.

Beberapa kondisi pertanyaan kedatangan akan menjadi pertanyaan penyiksaan bagi wanita yaitu:

Belum Mempunyai Pasangan 

Wanita  yang belum mempunyai pasangan akan saat takut dengan pertanyaan akan  kedatangan. Bagaimana ia mampu menjawab pertanyaan tersebut sedangkan ia  belum mempunyai pasangan yang akan menikahinya. Mereka mempunyai  ketakutan tersendiri mengenai ini. Ketakutan menjadi perempuan yang tak  akan menikah, ketakutan akan kehidupannya yang terus sendiri. Melihat  teman-temannya yang telah menikah bahkan telah memiliki anak akan  membuatnya harus lebih tabah, ditambah lagi dengan kalimat candaan  mengenai "Kapan Menikah".

Pasangan Belum Siap Melamar

Ada  beberapa pasangan yang sudah beberapa tahun pacaran, namun belum juga  melamar. Berbagai faktor yang membuat pasangan belum melamar, salah  satunya belum mempunyai pekerjaan tetap yang dapat menompang kehidupan  pasangannya setelah menikah. Wanita tersebut mungkin sedikit khawatir  dengan pasangannya yang belum datang melamar. Kekhawatirannya tentang  restu kedua orang tua yang mungkin saja tak memberi restu atau tentang  perjodohan yang mereka tak kehendaki.Namun pertanyaan tentang kedatangan  dalam kondisi ini akan melibatkan kedua belah pihak. Wanita yang terus  menuntut untuk di nikahi dan pria yang tertekan dengan terus berkerja  keras agar dapat menikahi pasangannya.Tuntutan dan tekanan terhadap  pertanyaan tentang kedatangan dapat memicu kurangnya keharmonisan. Bisa  jadi perselingkungan, dendam, dan melakukan kriminalisasi yang di  dasarkan cinta buta. Untuk itu pertanyaan tentang kedatangan sering  menjadi salah satu efek negatif bagi hubungan suatu pasangan.

Di Dahulukan Oleh Pernikahan Adik

Menjadi  anak tertua yang memiliki tanggung jawab yang besar terhadap keluarga  menjadikan keluarga sebagai prioritas pertama di banding dirinya.  Bagaimana jika seorang wanita yang belum menikah di dahului oleh adik  yang sudah siap menikah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun