Mohon tunggu...
Miftahul Rachman
Miftahul Rachman Mohon Tunggu... Penulis - Kontributor

Lahir di desa Banjarsari Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember Propinsi jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Terlantarnya Seni Tradisi Jember Perlu Orkestrasi Gerakan Kebudayaan

25 November 2019   01:11 Diperbarui: 25 November 2019   01:27 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jember_Curahnongko _ Jempolindo.id _ Kesenian Jember sempat berpolemik dengan istilah Pandhalungan. Tak nyana, polemik itu telah menyebabkan terlantarnya seni tradisional. Hal itu terungkap saat Diskusi Silaturahim Jember Idea ke 17 di kediaman Arjes Desa Curahnongko Kecamatan Tempurejo. Minggu Malam (23/11). 

Diskusi yang diikuti kelompok Seni Tradisi  jaranan Sari Budoyo Pangestu, Putra Manunggal,  ludruk Putra Desa, dan Citra Putri Rahayu, berlangsung ganyeng. 

Para tokoh seni tradisi menyampaikan keluh kesahnya atas ketidak pedulian pemerintah atas kehidupan seniman yang harus bertahan hanya karena mengemban amanat upaya melestarikan budaya leluhur. 

Arjes mengungkapkan, ditengah kesulitan bertahan hidup, pelaku seni tradiai  sejak tahun 2016 sudah melaksanakan pagelaran. 

"Setiap usai acara nunjang palang, nyungsep (rugi). Jangankan dibantu dana, untuk mendapat ijin kegiatan saja  kadang kesulitan," keluhnya. 

Ketua Saribudoyo Pangestu Suyadi, warga Andongrejo, Curahnongko itu menuturkan riwayat kesenian yang kini dibinanya merupakan jenis kesenian yang sudah berdiri sejak tahun 1919. 

Sepengetahuannya, kesenian jaranan yang dibinanya semula dibawa oleh Pak Surjo asal Karang Duren Balung, lantas secara turun temurun dilanjutkan oleh anak cucunya Isman, Kadirejo, Mistini dan Hariyanto.

"saya membinanya sejak tahun 1980. Sekedar mencoba melestarikan kesenian buat anak cucu," katanya.

Suyadi mengaku selama ini bergerak secara mandiri, belum pernah ada pembinaan pemerintah. 

"Pernah mencoba ngajukan ke Kabupaten dan propinsi, tahun 2018, tetapi hingga saat ini tidak ada jawaban," keluhnya. 

Pengelola  Jaranan Putra Manunggal Boiran menilai ada jurang pembatas antara pemerintah dan pelaku seni. Karenanya musti ada yang menjembatani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun