Mohon tunggu...
Miftahul Rahma
Miftahul Rahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Makassar

Lebih suka mendengarkan dari pada berbicara.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Kampung Adat Sunda Wiwitan desa Cirendeu Cimahi Jawa Barat

16 Desember 2022   17:26 Diperbarui: 16 Desember 2022   17:31 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tanggal 23 Oktober 2022 Beberapa kelompok modul nusantara pertukaran mahasiswa merdeka UPI melakukan kunjungan adat cirendeu yang terletak di desa cirendeu kota cimahi jawa barat. 

Para mahasiswa di dampingi oleh dosen modul nusantara serta mentor awalnya berkumpul di balai desa untuk mendengarkan penjelasan dari petuah adat mengenai kepercayaan sunda wiwitan ini. setelah itu para mahasiswa diajak untuk hiking, mendaki menelusuri hutan sampai ke puncak gunung salam tanpa menggunakan alas kaki. setelah mendaki para mahasiswa dihidangkan makanan masyarakat sunda wiwitan yaitu nasi singkong sebagai makanan pokok mereka dan memperlihatkan cara pembuatan nasi singkong tersebut.

Kampung Cireundeu ini diperkirakan sudah ada sejak abad ke 16 M. Nama Cirendeu terdiri atas dua suku kata yaitu ci dan reundeu. Ci berarti air sedangkan reundeu berasal dari tanaman rendeu. masyarakat kampung ini pada umumnya memiliki kepercayaan sunda wiwitan. Mereka sangat memegang teguh kebiasaan leluhur serta adat yang ada. Masyarakat desa Cirendeu juga tidak memakan nasi atau beras seperti masyarakat Indonesia pada umumnya. Akan tetapi mereka memakan Nasi yang terbuat dari singkong yang mereka olah sedemikian rupa. Kampung ini juga memproduksi berbagai olahan singkong yang bisa dijadikan oleh-oleh jika berkunjung ke kampung adat ini.

Masyarakat sunda wiwitan sangat mnghargai budaya dan adat yang mereka percayai dari dulu. Mereka juga sangat menghargai alam dengan terus menjaga kelestarian alam yang ada di kampung tesebut. Walaupun kepercayaan mereka tidak diakui negara tetapi mereka tetap memegang teguh kepercayaan tersebut

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun