Program seperti Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) merupakan inisiatif efektif untuk memperdalam pemahaman budaya lokal dan memperkuat jati diri bangsa mahasiswa. Data PMM menunjukkan bahwa sebagian besar peserta lebih memahami budaya lokal setelah mengikuti program ini.Â
Meskipun terdapat tantangan dalam penerapan pendidikan multikultural, seperti rendahnya kesadaran dan terbatasnya sumber daya, inisiatif strategis seperti penguatan kurikulum, pelatihan staf dan guru, serta peningkatan akses ke daerah tertinggal dapat membantu mengatasi hambatan tersebut.Â
Secara keseluruhan, pendidikan multikultural tidak hanya mempersiapkan generasi muda Indonesia untuk menghadapi tantangan global, namun juga menciptakan masyarakat yang lebih toleran, inklusif, dan kompetitif. Dengan memahami dan menghargai keberagaman budaya, Indonesia dapat memanfaatkan kekuatan tersebut dalam menghadapi era globalisasi.
Referensi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). (2023). Laporan tahunan pelaksanaan PMM.
Universitas Gadjah Mada (UGM). (2022). Tantangan evaluasi dan implementasi program PMM.
Statistik Finlandia (BPS). (2021). Kajian konflik sosial dan pendidikan multikultural.
Universitas Indonesia (UI). (2023). Menjelajahi Pengaruh Pendidikan Multikultural.
Bank, J. A.(2001). Keanekaragaman Budaya dan Pendidikan: Dasar-dasar, Kurikulum dan Pengajaran.
Nieto, S. (2000). Meningkatkan keragaman: Konteks sosiopolitik pendidikan multikultural.Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). (2021). Survei Multikulturalisme Nasional.
Suparno, B. (2019). Keterampilan antarbudaya siswa dalam pendidikan multikultural. Jurnal Pendidikan Tinggi..