Mohon tunggu...
Mifta Hulrahma
Mifta Hulrahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mahasiswa Antropologi Sosial Universitas Andalas

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Memahami Keberagaman: Peran Pendidikan Multikultural dalam Program PMM

20 Juni 2024   14:06 Diperbarui: 20 Juni 2024   14:56 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari lebih dari 17.000 pulau dan dihuni oleh sekitar 270 juta orang. Keberagaman budaya Indonesia tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, mulai dari bahasa, agama, adat istiadat, hingga seni dan kuliner. Terdapat lebih dari 700 bahasa daerah yang masih digunakan masyarakat di Indonesia. 

Menurut Badan Pengembangan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, terdapat 718 bahasa daerah di nusantara. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu yang digunakan dalam komunikasi antar suku dan pendidikan formal. Indonesia terdiri dari lebih dari 1.300 kelompok etnis. 

Sensus Badan Pusat Statistik (BPS) (2010) menunjukkan bahwa suku Jawa merupakan kelompok terbesar (sekitar 40,22% dari total penduduk), disusul suku Sunda (15,50%) dan suku lain seperti Batak, Madura, Betawi, Minangkabau, Bugis dan lain-lain. Indonesia dikenal sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, namun juga memiliki keragaman agama yang cukup besar. 

Menurut BPS 2020, sekitar 87,2% penduduk Indonesia beragama Islam, 6,9% Kristen Protestan, 2,9% Katolik, 1,7% Hindu, 0,7% Budha, dan sisanya menganut agama Konghucu atau agama lainnya. Setiap suku bangsa di Indonesia mempunyai adat istiadat dan upacara adat yang berbeda-beda. Misalnya upacara Ngaben di Bali, Rambu Solo di Tana Toraja, Sekaten di Yogyakarta, dan Tabuik di Pariaman.

Adat istiadat tersebut mencerminkan nilai dan kepercayaan yang diturunkan dari generasi ke generasi. Keberagaman budaya Indonesia tidak hanya menjadi identitas bangsa, namun juga menjadi kekuatan menjawab tantangan globalisasi. Melalui pendidikan multikultural, masyarakat Indonesia dapat lebih memahami dan menghargai keberagaman tersebut, yang pada akhirnya memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

Pendidikan multikultural sangat penting dalam konteks sosial dan pendidikan, terutama di negara yang beragam budaya seperti Indonesia. Studi Kusuma (2020) menunjukkan bahwa program pendidikan multikultural di sekolah-sekolah Indonesia secara signifikan mengurangi intoleransi siswa. 

Studi Universitas Indonesia Suparno (2019) menunjukkan bahwa mahasiswa yang mengikuti program pendidikan multikultural memiliki kemampuan komunikasi dan kolaborasi yang lebih baik dibandingkan dengan yang tidak. Berdasarkan survei yang dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada tahun 2021, 78% responden meyakini pendidikan multikultural dapat memperkuat rasa kebangsaan dan persatuan. 

Hal ini penting karena Indonesia terdiri lebih dari 1.300 suku dan ratusan bahasa daerah. Penelitian Hasan (2021) menunjukkan bahwa program pendidikan multikultural di sekolah dasar di Yogyakarta berhasil meningkatkan rasa kebangsaan dan kebanggaan siswa terhadap jati diri bangsa.Pendidikan multikultural mempunyai dampak signifikan terhadap pembangunan masyarakat yang toleran, cakap, dan bersatu. 

Data dan penelitian di atas menunjukkan bahwa pendidikan multikultural tidak hanya penting untuk meningkatkan toleransi dan keterampilan antar budaya, tetapi juga berkontribusi terhadap peningkatan kinerja akademik dan mendorong keadilan sosial. Penerapan pendidikan multikultural di sekolah dan lembaga pendidikan lainnya di Indonesia sangat penting untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan global di masa depan.

Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka  (PMM) merupakan inisiatif Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Republik Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan wawasan kebangsaan dan memperkuat jati diri bangsa mahasiswa melalui pengalaman lintas budaya. 

Sebagai bagian dari kegiatan ini, mahasiswa mengikuti perkuliahan di universitas di luar daerah asal mereka, sehingga memungkinkan mereka untuk belajar di lingkungan budaya yang berbeda. Berdasarkan data PMM 2021, sekitar 85% peserta melaporkan bahwa mereka lebih memahami budaya lokal setelah mengikuti kegiatan modul Nusantara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun