Mohon tunggu...
Miftahul Naimah
Miftahul Naimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas airlangga

Mahasiswa D4 Teknologi Radiologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peran Proteksi Radiasi Sebagai Kunci Keselamatan di Fasilitas Kesehatan

4 Juni 2024   14:00 Diperbarui: 10 Juni 2024   05:27 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Oleh : Miftahul Naimah (Mahasiswa D4-Teknologi Radiologi Pencitraan, Fakultas Vokasi, Universitas Airlangga

Dosen Pengampu : Ayub Manggala Putra, S. Tr. Kes., M. Sc.

Proteksi radiasi merupakan aspek penting dalam keselamatan di fasilitas kesehatan, terutama yang menggunakan teknologi radiasi untuk diagnosis dan terapi. Radiasi ionisasi memiliki kemampuan untuk mendeteksi penyakit dengan akurasi tinggi dan mengobati berbagai kondisi medis. Namun, penggunaan radiasi yang tidak terkendali dapat menyebabkan dampak negatif terhadap kesehatan pasien, tenaga medis, dan lingkungan sekitarnya.[1]. 

Proteksi radiasi merujuk pada tindakan dan kebijakan yang diterapkan untuk melindungi manusia dari efek berbahaya radiasi ionisasi. Prinsip dasar proteksi radiasi meliputi waktu, jarak, dan perisai (time, distance, and shielding). Prinsip ini bertujuan untuk meminimalkan paparan radiasi dengan mengurangi waktu terpapar, meningkatkan jarak dari sumber radiasi, dan menggunakan bahan pelindung yang sesuai.[2]

Radiasi digunakan secara luas dalam bidang kesehatan, khususnya dalam radiologi diagnostik, radioterapi, dan kedokteran nuklir. Dalam radiologi diagnostik, seperti rontgen dan CT scan, radiasi digunakan untuk memperoleh gambaran detail dari struktur internal tubuh. Radioterapi memanfaatkan radiasi untuk mengobati kanker dengan menghancurkan sel-sel kanker secara selektif. Sementara itu, kedokteran nuklir menggunakan radioisotop untuk diagnosis dan terapi berbagai penyakit.[3]

Paparan radiasi yang tidak terkendali dapat menyebabkan efek biologis yang merugikan, seperti kerusakan DNA, kanker, dan penyakit radiasi akut. Risiko ini tidak hanya mengancam pasien, tetapi juga tenaga medis yang bekerja di lingkungan beradiasi tinggi.[4] Dibawah adalah langkah-langkah proteksi radiasi yang ketat guna mengurangi risiko ini.

1. Pelatihan dan Pendidikan

Tenaga medis harus mendapatkan pelatihan dan pendidikan yang memadai tentang penggunaan alat-alat beradiasi dan protokol keselamatan radiasi. Pelatihan ini mencakup teknik-teknik untuk meminimalkan paparan radiasi dan penggunaan alat pelindung diri (APD).

2. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Alat pelindung seperti apron timah, sarung tangan, dan pelindung tiroid harus digunakan untuk melindungi tubuh dari paparan radiasi langsung. Selain itu, penggunaan dosimeter pribadi untuk memantau dosis radiasi yang diterima juga penting.

3. Pengelolaan Peralatan Beradiasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun