Mohon tunggu...
Miftahul Jannah
Miftahul Jannah Mohon Tunggu... Koki - Mahasiswa IAIN Jember

Silahkan fikirkan dahulu apa tujuan hidup anda sebelum anda memulai hidup anda.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jadilah Seorang Guru yang "Gila"

25 Februari 2020   14:14 Diperbarui: 25 Februari 2020   14:07 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Guru adalah sosok pahlawan yang sesungguhnya, karena seorang guru sudah sangat berjasa bagi Negara dimanapun. Orang-orang terpilih yang menjadi pilihan Bangsa tidak akan menempati jabatannya tanpa adanya seorang Guru yang mendidiknya dengan ketelatenan yang sesungguhnya. Tidak hanya memberikan informasi mengenai knowledge saja, melainkan seorang guru bahkan mampu membina akhlak dan pribadi masing-masing individu dari siswanya. 

Padahal jika kita analisa, setiap manusia memiliki watak dan karakter masing-masing dalam memahami materi yang sudah didapat. Luar biasanya seorang guru yang mampu menerima masing-masing perbedaan karakter siswanya tidak pernah mengeluh sedikitpun, yang ada dalam benaknya hanyalah bahwa menjadi seorang guru harus berhasil menjadikan siswanya lebih baik, baik dari segi pemahaman tentang knowledge nya maupun akhlak dan pribadinya.

Jika pemerintah saja yang memiliki kehormatan tertinggi di mata Negara ini, itu tidaklah mungkin tanpa adanya jasa dari seorang Guru. Lantas fakta apa yang sesungguhnya terjadi dalam jerih payah seorang guru yang sudah mengabdikan dirinya mampu mencetak anak didiknya untuk menjadi seorang yang memiliki pemahaman yang luas. 

Kehidupan seorang guru tidak lah semewah kehidupan Presiden, bahkan begitu jauh dari kata kemewahan yang sudah dibayangkan. Tapi seorang guru tetaplah seorang pendidik yang sudah memahami betul bagaimana arti dari sebuah ketulusan. 

Tujuan seorang guru tidaklah lain hanya ingin mengabdikan ilmu yang sudah didapat untuk mampu mentransfer kepada anak didiknya, semata-mata hanya ingin melihat keberhasilan anak didiknya dipandang hebat oleh Negara bahkan Dunia. Tidak ada pekerjaan yang memiliki hati setulus seorang Guru. Jika pejabat digaji besar karna banyak kebohongan yang sudah dilakukan. Kenapa sampai detik ini pun Gaji seorang guru tidak diperlakukan layak oleh Pemerintah? 

Bukankah masa depan penerus Bangsa Indonesia ini berada di tangan seorang Guru? Bukankah pula seseorang yang membawa kita pada titik keberhasilan harus kita beri reward? Apakah Negara ini bisa maju dan mampu bersaing dengan Negara lain Bahkan mampu menjadi contoh baik bagi Negera Lain jika seorang guru yang menjadi tolak ukur penting saja kehidupannya masih belum dimuliakan layaknya seorang yang berjuang untuk Negara? 

Jika kita analisa, Presiden dan menteri-menterinya ini tidak akan menjadi seorang yang dipandang hebat tanpa adanya ketulusan serta kesabaran seorang guru yang mampu membawanya berada dititik kesuksesan. 

Memuliakan seseorang yang sudah berjasa dalam kehidupan kita itu harus kita lakukan sebaik mungkin. Jika seseorang bisa melupakan berkat siapa mereka menjadi siapa diri mereka sendiri, apakah mungkin apa yang mereka lakukan akan dipermudah? Apakah mungkin apa yang mereka dapat akan mendapatkan berkah?

Jika kita analisa kembali, kehidupan menjadi seorang guru, guru yang mengajar Akademik maupun Non Akademik. Memang lah jauh dari kata berkecukupan. Bahkan Guru yang mengajar di sekolah-sekolah swasta misalnya. Apa yang mereka kerjakan dengan apa yang mereka dapatkan itu sungguh gila. 

Jika seorang yang tidak memiliki hati dan jiwa yang tulus, penyabar, menyayangi serta menerima karakter dari masing-masing pendidiknya seperti seorang Guru ini tidak akan mampu menjalani pekerjaannya yang mulia ini. Menjadi seorang guru harus memiliki jiwa gila, yang artinya tidak memperdulikan balasan apa yang beliau dapatkan di dunia tentang materi. Tidak memikirkan seberapa penghormatan yang Ia dapatkan. Seorang guru tetaplah berhati Mulia di mata Negara, bahkan mungkin dimata banyak orang tidak dihormati. Guru tetaplah guru dengan segala keikhlasannya 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun