Di pelupuk mata, sebentuk kacang almond berpendar senyum Tuhan, kala hari membenamkan keresahannya
Dan senja, senja kesayanganmu. Jingga yang melebur memang selalu mengagumkan. Kali ini bukan di lautan kesukaanmu, kali ini di hamparan paya. cukup membuatku iri, alam begitu cantik
Di ujung jalan ini, penunggu tetap menunggu, tubuh pulang, Ke pelukan
Dan jalan ini menjadi saksi, betapa menunggumu tak lagi pernah sampai, sampai menemukanmu lagi
Dan senja ini, teman terbaik di perjalanan upaya melupakan. Bagaimana di setiap malam, tahun berlalu ingin menghapus jejak, sayang sejarah Menyimpannya, di museum tepat sebelum tidur
Dan Kebisuan kala itu masih tinggal di sini Bersamaku, hanya sendiri menikmati jalan pulang. Memburu senja sebelum malam tiba
Begitu banyak yang tidak aku bisa, begitupun menyambutmu pergi mengembara di keabadian
Bagaimanapun, kehilangan  bagian dari hidup. Seperti hilangnya senja menuju malam, Kehilanganmu sama saja membuatku malang
M/1/2/22
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H