Beberapa dosen dari Universitas Nahdlatul Ulama Sulawesi Tenggara (Unusra) mengadakan kegiatan PkM (Pengabdian kepada Masyarakat) di Keluarahan Lalolara, Kota Kendari, Senin, 10 Oktober 2023.
Kegiatan ini dihadiri oleh ibu-ibu PKK dan Dasa Wisma Kelurahan Lalolara dan mahasiswa Program Studi Biologi Unusra. Kegiatan yang dilakukan pada kesempatan tersebut adalah pelatihan pembuatan produk pangan dari buah mangrove, khususnya Pidada (Sonneratia caseolaris).
Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan PkM yang terpilih mendapatkan hibah dari Direktorat Jenderal Penddikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat dalam lingkup Pengabdian Masyarakat Pemula tahun anggaran 2023. Topik utama dari PkM ini adalah "Pemberdayaan dan Partisipasi Perempuan dalam Rangka Diversifikasi Produk Pengolahan Pangan dari Beberpa Jenis Tumbuhan Mangrove"
Kelurahan Lalolara merupakan salah satu kelurahan di Kota Kendari yang pada salah satu wilayahnya ditemukan ekosistem mangrove yang cukup melimpah. Keberadaan ekosistem mangrove ini tidak terurus bahkan di beberapa titik terjadi penebangan pohon mangrove untuk dijadikan bahan konstruksi ataupun dijadikan sebagai kayu bakar. Selain itu, area mangrove hanya dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah oleh warga sekitar. Fungsi tumbuhan mangrove yang berada di Kelurahan Lalolara adalah sebagai pencegah terjadinya abrasi atau pengikisan oleh aliran Sungai Wanggu yang nantinya akan mengancam eksistensi permukiman penduduk setempat. Berdasarkan wawancara dengan beberapa orang warga, terkuak permasalahan utama mitra bahwa warga tidak mengetahui fungsi lingkungan dan ekonomi dari pohon mangrove tersebut. Padahal jika dimanfaatkan dengan baik, buah mangrove yang ada bisa diolah menjadi berbagai macam produk pangan yang bernilai ekonomis tinggi, seperti sirup, selai, permen, dodol dan tepung (bahan baku kue).
Tim Pelaksana kegiatan PKM ini terdiri atas Agusrinal, S.Si., M.Si. sebagai ketua tim, serta anggota yang terdiri dari Yusriana Bahir, S.Pd., M.Pd. dan Abdul Sarlan Menungsa, S.IP., M.A.P. Dosen tersebut di atas sekaligus sebagai pembicara dan instruktur dalam kegiatan ini.
"Kegiatan ini sebenarnya merupakan hilirisasi dari penelitian-penelitian kami pada bidang ekologi mangrove. Selama ini kita telah bersusah payah memberikan edukasi tentang pelestarian ekosistem mangrove, tapi kita kadang lupa memberdayakan masyarakat sebagai user dari mangrove itu sendiri. Melalui, kegiatan ini, restorasi ekosistem mangrove diharapkan akan tercapai tanpa masyarakat diarahkan lagi secara intensif" pungkas Agusrinal.
Pemilihan buah pidada (Sonneratia caseolaris) sebagai bahan baku pembuatan produk pangan ini didasari oleh melimpahnya buah pidada di area mangrove Kelurahan Lalolara namun tidak dimanfaatkan dan dibiarkan begitu saja. Menurut pengakuan beberapa masyarakat Desa Roda bahwa selama ini mereka tidak mengetahui bahwa buah pidada bisa dikonsumsi apalagi diolah menjadi produk baru. Bahkan ekosistem mangrove hanya dijadikan area untuk membuat sampah rumah tangga.
"Menurut literatur yang kami baca, buah pidada ini telah dilakukan diuji kandungan gizinya, yaitu mengandung protein, lemak, karbohidrat dan vitamin C. Kandungan vitamin C yang tinggi ini mampu mengobati panas dalam, sariawan, mencegah flu, dan menjaga kestabilan tubuh. Buah mangrove ini juga dapat mengobati darah tinggi dan gondok juga karena mengandung yodium," lanjut Agusrinal, yang juga menjabat sebagai Dekan FMIPA ini.
Ketua Tim Penggerak PKK, Nuriati, mengaku antusias dengan adanya kegiatan ini.
"Kami selaku pemerintah kelurahan sangat senang dengan adanya kegiatan ini. Ini bisa menjadi produk baru pada kegiatan PKK yang bisa menjadi ciri khas Kelurahan Lalolara ke depannya. Harapan kami bahwa kegiatan bisa berlanjut supaya kami bisa didampingi oleh bapak dan ibu dosen dalam mengembangkan produk-produk pangan tersebut ," tutupnya.