Jambi, 05 September 2020, saya miftahul janah (501180087) mahasiswi UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI fakultas ekonomi dan bisnis islam melaksanakan (praktek pengalaman lingkungan), dikarenakan masih pandemi (covid) maka PPL dilaksanakan dengan sistem daring, kegiatan PPL/Magang ini saya lakukan di desa kemingking dalam kecamatan taman rajo kabupaten muaro jambi.
Sektor perikanan sebagai salah satu  pendukung sektor ekonomi memiliki peran dalam pembangunan ekonomi nasional yaitu memberikan nilai tambah dan mempunyai nilai strategis, serta dapat memberikan manfaat finasial maupun ekonomi, khususnya dalam penyediaan bahan pangan protein, perolehan devisa, dan penyediaan lapangan kerja.
Ikan asin merupakan bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan banyak garam. Sehingga bahan awetan ikan asin menjadi salah satu produk yang popular dan digemari oleh banyak orang khususnya di Indonesia. Namun yang banyak dilakukan oleh industry rumahan pembuatan ikan asin relative sederhana dan tidak dengan perhitungan secara ilmiah. Dengan demikian ppl/magang ini saya mengambil judul artikel tentang sistem pengelolaan dan pemasaran ikan asin di era covid-19 dengan tujuan agar semua orang mengetahui cara pengelolaan dan pemasaran ikan asin dengan baik dan benar supaya mendapatkan kualitas ikan asin yang baik.
Ketersediaan produk perikanan yang tidak merata dan sifat produk yang tidak tahan lama menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat. Ikan segar bersifat mudah membusuk, setelah di tangkap ikan segara akan mengalami kekakuan dan kemudian diikuti dengan proses pembusukkan. Oleh karena itu, diperlukan perlakuan khusus agar produk perikanan lebih tahan lama dan dapat di distribusikan secara merata di setiap wilayah Indonesia.
Permasalahan tersebut kemudian dapat di atasi dengan di lakukannya pengolahan pasca di tangkap dan pengawetan ikan sehingga produk perikanan dapat bertahan lebih lama sebagai bahan pangan dan kemudian dapat di distribusikan dari pusat produksi ke pusat konsumsi. Pada dasarnya usaha-usaha tersebut pada mulanya memanfaatkan proses-proses alami saja yang dikerjakan secara tradisional, tetapi kemudian seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi maka berkembang pula peralatan-peralatan mekanis yang dapat mempercepat dan memperbaiki mutu produknya. Produk-produk perikanan yang telah di olah dan diawetkan meliputi  yaitu ikan asin.Â
Ikan asin di proses dari ikan laut untuk di awetkan secara tradisional, pengawetan ikan secara tradisional bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam tubuh ikan, sehingga tidak memberikan kesempatan bagi bakteri untuk berkembang baik. Hasil awetan yang bermutu tinggi dapat diperoleh dengan perlakuan yang baik selama proses pengawetan seperti menjaga kebersihan bahan dan alat yang digunakan, menggunakan ikan yang masih segar, serta garam yang bersih.
![Sumber gambar: dok. pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/09/05/img-20200905-wa0001-5f530ee6d541df49e8435442.jpg?t=o&v=770)
Dari ketiga ikan tersebut cara penggelolaannya yaitu: pertama, ikan dibersihkan dan buang ususnya setelah itu di cuci sampai bersih hingga kotoran yang terdapat didalam perut ikan terkeluarkan semua, selanjutnya dilanjutkan dengan proses penggaramn, buat larutan garam yang akan digunakan sebagai media penggaraman, susunlah ikan yang akan di proses didalam wadah yang tidak bocor, tambahkan larutan garam tadi ke dalam wadah yang berisi ikan sampai seluruh ikan terendam di dalm air garam, tutuplah dengan papan yang diberi pemberat dan biarkan sampai proses penggaramn selesai, cucilah ikan yang telah selesai di garami dengan air bersih untuk menghilangkan kotoran yang mungkin berasal dari garam. selanjutnya jemur ikan tersebut dibawah sinar matahari  sampai kering.
Pada waktu penjemuran sebaiknya bagian tubuh ikan yang dibelah diletakkan menghadap  ke atas  agar dapat terkena sinar matahari. Ikan harus sering dibolak balik agar proses pengeringan lebih cepat. Hindari ikan dari kemungkinan terkena debu dan kotoran.
Periksa ikan dengan jari tangan jika pada bagian ikan tidak meninggalkan bekas bearti ikan dapat dianggap cukup kering, untuk ikan berukuran besar tutup bagian tubuh ikan yang dibelah jika tidak patah bearti ikan sudah dianggap cukup kering.
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciftakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain ( Kotler 1997). Penjualan yang dilakukan adalah setiap 3 hari sekali ikan yang sudah siap di perjual belikan diambil oleh distributor.