Mohon tunggu...
Miftahul Huda
Miftahul Huda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Psikologi UIN Malang

Study of Psychology

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

MATSAMA Darun Najah: Langkah Preventif Bullying di Pesantren

27 Juli 2023   08:40 Diperbarui: 27 Juli 2023   08:41 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa Ta'aruf Santri Madrasah (MATSAMA) Darun Najah Karangploso Malang yang diselenggarakan tanggal 21-23 Juli 2023 menuai kesan gembira. Bagaimana tidak, ini merupakan momentum pertama santri kelas 7 MTs dan 10 MA Darun Najah masuk ke Madrasah. Tujuan diadakannya MATSAMA, diharapkan santri baru dapat care dan beradaptasi dengan lingkungan pesantren, serta menampilkan norma-norma yang harus di implementasikan dalam berkegiatan selama di Pesantren.

Terdapat beberapa rangkaian pengenalan, mulai dari Kemadrasahan, Kepesantrenan, Moderasi Beragama, serta Anti Kekerasan dan Bullying di Pesantren. Beberapa rangkaian ini sangat menunjang untuk modal awal santri baru menyesuaikan lingkungan pesntren Darun Najah. Menjadi menarik dalam MATSAMA karena tidak hanya mengenalkan lingkungan, tapi juga pemahaman seperti moderasi beragama dan langkah lreventif kekerasan dan bullying di Pesantren. Apalagi di usia perkembangan anak saat duduk di bangku sekolah menengat pertama dan menegah atas. Anak memasuka fase perkembangan remaja, dimana dirinya ingin menunjukkan jati diri, dan rasa ingin diakui besar. Maka dalam hal ini rentan terjadinya pratik bullying.

Bimbingan Konseling (BK) Darun Najah ikut andil dalam memberikan pemahaman kepada santri baru terkait bullying. Seperti hal-nya bagaimana dampakyang terjadi ketika melakukan bullying, faktor-faktor menjadi korban maupun pelaku bullying, serta yang utama adalah upaya preventif (pencegahan) praktif bullying.
Bullying merupakan masalah serius yang apabila tidak segera di cegah maka dampaknya akan berimbas pada masa pertumbuhan anak dan bersifat jangka panjang. BK Darun Najah merangkum upaya preventif bullying di pesantren sebagai berikut.

Pertama memberikan pendidikan dan kesadaran kepada semua santri, guru, staf, dan orang tua tentang apa itu bullying, dampaknya, dan bagaimana mengidentifikasi serta mencegahnya. Melalui pemahaman yang lebih baik tentang masalah ini, diharapkan akan tercipta lingkungan yang lebih aman dan inklusif. Kedua, Melibatkan guru dan staf pesantren untuk menjadi perhatian dan pengawas terhadap interaksi antar-santri. Mereka harus siap untuk menangani dan melaporkan kasus bullying secara tepat waktu. Ketiga, Memberikan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan empati dan sosial di antara santri. Hal ini akan membantu mereka lebih memahami perasaan dan perspektif orang lain, sehingga meminimalkan potensi untuk perilaku menyakiti hati orang lain. Keempat, membangun rasa identitas agama dan kepercayaan diri yang kuat pada santri. Dengan memiliki identitas yang positif, santri cenderung lebih toleran dan menghargai perbedaan di antara mereka. Kelima, Menyelenggarakan kegiatan positif dan inklusif yang melibatkan seluruh santri. Kegiatan seperti olahraga, seni, dan kerja sosial dapat memupuk rasa persaudaraan dan mengurangi potensi konflik.

Selanjutnya keenam menyediakan dukungan psikologis bagi korban bullying dan pelaku. Bantuan ini dapat membantu mereka mengatasi masalah dan mencegah terulangnya tindakan bullying. Ketujuh, melibatkan orang tua dalam upaya pencegahan bullying. Pesantren harus berkomunikasi secara terbuka dengan orang tua tentang isu-isu yang mungkin terjadi dan mengajak mereka untuk mendukung langkah-langkah pencegahan. Kedelapan, menerapkan sistem pelaporan yang anonim dan aman untuk melaporkan insiden bullying. Dengan adanya sistem ini, korban atau saksi bullying akan lebih mudah untuk memberi tahu pihak yang berwenang tanpa takut adanya balasan negatif. Kesembilan, melakukan evaluasi secara berkala tentang efektivitas langkah-langkah pencegahan yang diimplementasikan. Dengan demikian, pesantren dapat terus meningkatkan upaya mereka untuk menciptakan lingkungan yang aman dan bebas dari bullying.

Mencegah bullying di pesantren memerlukan kolaborasi dari seluruh elemen pesantren, termasuk santri, guru, staf, satpam, pengurus pesantren, dan orang tua. Dengan memprioritaskan nilai-nilai keadilan, empati, dan penghargaan terhadap perbedaan, akhakul karimah, Pesantren PPAI Darun Najah dapat menjadi lingkungan yang aman dan mendukung bagi semua santri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun