Mohon tunggu...
Miftahul Fikhi Ramadhan
Miftahul Fikhi Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi Belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Persiapan Menjelang Kematian

24 Mei 2022   22:45 Diperbarui: 24 Mei 2022   23:12 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Persiapan Menjelang Kematian

Apa yang harus kita siapkan? Paling tidak ada empat yang harus kita siapkan sebelum ajal kita tiba. Yang pertama harus tau alamat kemana kita pergi sesudah mati. Apakah kita mati tujuan kita adalah surga? Apakah kita pernah ke surga? Ini yang akan menjadi masalah mauke surga tetapi belum tau alamatnya dimana. 

Yang kedua pelajari rute jalan yang akan dilewati. Yang ke tiga siapkan kendaraan yang akan di tumpangi. Dan yang ke empat siapkan bekal yang akan di bawa mati. Jika yang ini sudah siap berani mati wajar tetapi jika belum ada persiapan sama saja kita nekat menghadapi kematian.

Kemana alamat yang benar yang akan kita tuju yaitu Kembali kepada Allah. Persoalanya kapan kita Kembali kepada Allah itu? Apakah kita mati itu Kembali kepada Allah? Tentu saja bukan, mati itu tidak jaminan kita bisa Kembali kepada Allah. Mati itu ajal batas waktu untuk Kembali kepada Allah jadi, kita Kembali kepada Allah Ajal tiba. Makanya Allah mengingatkan kepada kita pad surat Al-imron ayat 102

Jangan sampai kamu mati kamu belum selamat pulang kepada Allah. Maka kita perlu ibarat kita membawa mobil kita lihat kira-kira isi minyak mobil tinggal berapa strip lagi, kalau minyak tinggal satu strip lagi jangan lahkita jalan-jalan kesana-sini nanti habis bensi mati dijalan kalau sudah tahu kita tinggal satu stip cepat-cepat masuk terminal parkirlah disitu.

artinya kita harus secepatnya Kembali kepada Allah dan Kembali kepada Allah itu bukan mati Kembali epada Allah itu justru sebelum mati. 

Lalu apanya kita yang Kembali ke Allah itu? Kita sering membaca atau mendengar "innalillahi wa innalillahi roji'un" dari Allah Kembali kepada Allah. Lalu apanya kita yang akan Kembali kepada Allah ada empat yang harus Kembali kepada Allah yaitu tubuh,hati,nyawa,rahasia diri Kembali kepada Allah. 

Cara tubuh Kembali kepada allah yaitu aktifitas kehidupan keseharian mengacu kepada aturan Allah dan Rosul perintah dilaksanakan larangan di tinggalkan kalau itu yang sudah kita lakukan itu berarti tubuh sudah Kembali kepada Allah.

Yang kedua Hati Kembali kepada Allah hati itu bukan milik kita hati kit aitu milik Allah "Qolbul mu'minin Baitullah" hati orang mu'min itu rumah Allah (kiasan) ibarat rumah, hati itu rumah Allah. Tetapi kebanyakan orang punya rumah tpi penghuni nya tidak dirumah tamu semua isinya. 

Apaitu tamu-tamu? Masalah dalam kehidupan itu tamu semua jabatan,harta, dan segala masalah dunia. Lalu bagaimana cara kita agar hati Kembali kepada Allah yaitu dengan cara berdzikir atau mengingat Allah.

Jadi Kembali kepada Allah itu yang pertama dicari Alamat, inilah alamat yang dituju maka selagi badan masih sehat diusahakan kenal dengan Allah jangan hanya kenal nama. Apa yang kita sembah nama? Bukan,siapa yang menyembah nama maka dia orang yang syirik. Lalu mana yang benar? Yang kita sembah adalah zat yang bernama Allah. 

Jadi bagaimana kita mau mengingat kalau kita tidak mengenal Allah. Mengingat sesuatu yang kita tidak tahu. Jadi artinya apa kalau kita tidak tahu/tidak kenal Allah bagaimana cara mengingatnya. Kita sholat ingat Allah tahu Allah ngga? Jangan jangan yang kita ingat ada lah nama (alif lam lam ha) atau hurufnya.

Jadi bagaimana sholat kita akan khusyuk yang kita sembah tidak kenal apa yangdi sembah. Jika di tanya siapa tuhanmu jawab Allah dari mana engkau tahu, dari ibu,bapak,guru,buku baru nama saja yang kita kenal. 

Maka perlunya kita belajar cara mengenal Allah agar kita dapat Kembali ke Allah. Kita tidak bisa menunggu kapan kita kenal Allah tapi kita tidak mencari. 

Kau mengharapkan sesuatu tapi jalanya tidak kamu tempuh ketahuilah kapal itu tidak berlayar diatas daratan yang kering. Menunggu kenal Allah tapi tidak pernah dicari ngga pernah belajar. 

Maka jangan sampai kita sudah mati belum juga selamat pulang kepada Allah. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang selamat pulang epada Allah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun