Mohon tunggu...
Miftakhul Fariz
Miftakhul Fariz Mohon Tunggu... -

PBA UIN Malang \r\n

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Artikel Utama

Apa yah?

19 Mei 2015   23:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:48 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Dahulu waktu kecil saya itu seperti ini… suka itu… dan kalau saya gini biasanya…” kalimat – kalimat seperti ini hamper sering kita ucapkan secara tidak sadar, ataupun sengakja kita ucapkan kepada orang yang kita ajak bicara, kita mengingat masa – masa yang telah kita lalui pada kanak – kanak, seolah kita ingin kembali ke masa tersebut, berfikir ini adalah kegiatan pengolahan otak yang berusaha mengingat – ingat memori yang telah terjadi, kita sebagai pendidik atau orang tua yang bertanggung jawab kepada anak – anak kita, tidak mungkinlah kita membiarkan memori – memori mereka hilang begitusaja, berikut adalah beberapa strategi yang efektif digunakan orang dewasa dalam meningkatkan keterampilan memori anak :

·Mendorong anak – anak untuk melakukan pencitraan (mental imagery). Pencitraan bayangan dapat membantu mengingat gambar-gambar, bahkan untuk anak kecil sekalipun.

·Memotivasi anak untuk mengingat sesuatu sesuatu dengan memahami alih-alih mengingatnya. Anak-anak akan mengingat informasi lebih baik untuk waktu yang lama jika mereka memahami informasi, daripada hanya berlatih dan menghafalnya, latihan berfungsi dengan baik untuk mengkodekan informasi dari memori jangka panjang, namun ketika mereka perlu mengambil informasi jangka panjang, latihan kurang efisien. Sebagian besar informasi memerlukan pemahaman bagi anak-anak, memberikan arti, mengelaborasi, serta mempersonalisasikannya. Berikan konsep dan ide untuk mengingat kepada anak-anak kemudian tanyakan bagaimana mereka bisa menghubungkan konsep dan ide tersebut dengan pengalaman pribadi mereka. Berikan latihan konsep mengelaborasi pada mereka sehingga mereka akan memproses informasi secara lebih dalam.

·Ulangi dengan variasi terhahadap informasi instruksi serta kaitkan sendiri awal dan lakukan sering kali. Ini adalah rekomendari dari ahli perkembangan memori, Patricia Bauer (2009b), untuk meningkatkan konsolidasi dan rekonsolidasi anak-anak terhadap informasi yang mereka pelajari. Variasi dalam tema perlajaran memori serta cakupan jaringannya, kedua strategi ini memperluas cara pengambilan informasi dari penyimpanan.

·Menambahkan bahasa yang relevan dengan memori ketika memberi instruksi pada anak-anak.para guru berbeda dalam menggunakan bahasa yang relevan dengan memori ketika mendorong siswanya mengingat sebuat informasi, Peter Ornstein dan koleganya  menemukan bahwa ketika diObservasi, para guru jarang menggunakan pertanyaan usulan strategi atau metakognitif. Dalam penelitian ini , ketika siswa dengan pencapaian prestasi rendah ditempatkan dengan katagori “guru dengan hafalan tinggi” yang dimana guru itu menambahkan informasi yang relefan dengan memori dalam pengajarannya, maka prestasi siswa itu meningkat (Ornstein dkk 2007).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun