Herman juga mengatakan pembeli masih ramai menjelang kebijakan PPKM berlaku, ditambah dengan adanya hari raya Idul Adha, seperti yang terjadi pada tahun sebelumnya.
"Sepi, Mas. Dulu tidak seperti ini sebelum ada PPKM," kata Herman.
Herman merasakan dampak yang besar dari PPKM dan pandemi ini, hal tersebut juga membuat banyaknya pedagang yang juga tidak berjualan. Meski demikian, pasar tradisional saat ini lebih sepi dari biasanya.
Dikarenakan omset merendah, para pedagang memilih untuk tidak berjualan, serta takut terkena virus COVID-19 dan menghindari mengambil risiko.
Dapat dikatakan resiko yang diambil oleh para pedagang saat berjualan selama Pandemi COVID-19 sangatlah signifikan, terutama mengingat jumlah kasus COVID-19 yang terus meningkat.
Namun, terlepas dari risiko infeksi COVID-19, keadaan ekonomi memaksa para pedagang untuk memerangi COVID-19 untuk mendukung kebutuhan diri mereka sendiri dan keluarga mereka.
"Ya, saya akan berdagang selama saya masih memiliki izin untuk melakukannya. Tapi dari mana saya akan mendapatkan uang jika saya tidak berdagang?" tambah Herman, yang mengucapkan kalimat itu dengan wajah murung.
Terlebih, karena makanan tidak bisa bertahan lama, para pedagang di Pasar Kramat Jati sangat berharap pemerintah memperhatikan masyarakat menengah ke bawah, khususnya pedagang makanan di pasar tradisional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H