Mohon tunggu...
Miftahul Falah
Miftahul Falah Mohon Tunggu... -

Hanya seorang petualang yang mencari kebenaran. Memiliki impian untuk berkeliling dunia dan menorehkan namanya dalam sejarah emas peradaban. Kenalan lebih jauh? miftahulfalah.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

“Alhamdulillah Sudah”, Memerdekakan Sekaligus Menyempurnakan

19 Agustus 2011   07:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:38 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ramadhan, sebuah bulan suci di mana terdapat malam yang lebih indah dari seribu bulan. Sebuah bulan istimewa, di mana Al-Qur’an diturunkan. Sebuah bulan penempaan, bagi seluruh umat muslim di dunia untuk berperang melawan hawa nafsu dan memperbanyak amalan kebaikan.

Ramadhan, sebuah momen yang tepat untuk membangun kepedulian terhadap sesama. Segenap umat muslim berlomba menorehkan catatan emas di dalam buku amalannya. Tak terkecuali warga negara Indonesia, yang mayoritas merupakan umat muslim.

Ramadhan tentunya identik dengan salah satunya ialah zakat. Sementara zakat sendiri merupakan salah satu amalan yang juga tertuang di dalam Rukun Islam. Dengan berzakat, amalan kita akan lebih sempurna, harta kita lebih bersih, dan jiwa kita lebih tenang karena telah melepaskan apa yang bukan menjadi hak kita.

Zakat mampu menyempurnakan kemerdekaan seorang muzaki dari belenggu nafsu duniawi. Zakat pun mampu memerdekakan seorang dhuafa dari belenggu kefakiran dan kemiskinan. Zakatlah kunci penyempurna amalan sekaligus menyempurnakan nikmat kemerdekaan bangsa ini.

Alangkah bahagianya jika kunci kesempurnaan amal dapat kita raih di awal bulan Ramadhan. Padatnya aktivitas serta tugas-tugas yang harus diselesaikan di bulan Ramadhan, akan terasa jauh lebih ringan dan hatipun tenang untuk menjalankan berbagai amanah tersebut karena zakat telah kita tunaikan di awal waktu. Ketika zakat yang menjadi kewajiban kita itu telah ditunaikan, ungkapkanlah dengan “Alhamdulillah sudah”. Ketika zakat berhasil menyelamatkan anak-anak dari putus sekolah, ungkapkanlah dengan “Alhamdulillah sudah”. Ketika zakat membawa mustahik kepada kemandirian, “Alhamdulillah sudah”.

Ketika “Alhamdulillah sudah” telah terlontar, rasanya wajah ini bagai diterpa semilir angin sejuk dari pegunungan, yang membelai lembut, menyapa penuh keceriaan bertemankan kelopak bunga Krisan.

Ketika “Alhamdulillah sudah” telah terlontar, kaki yang awalnya gemetar, bagai memperoleh nutrisi tambahan di mana kekuatan menjalar ke seluruh tubuh, sel darah merah bereproduksi sempurna, tubuh ibarat melakukan detoksifikasi, pikiran lebih tenang, dan pandangan seolah setajam elang.

Ketika “Alhamdulillah sudah” telah terlontar, yang berzakat menjadi tenang, yang menerima zakat menjadi senang. Tenang dan senang melengkapi kegemilangan hari-hari ke depan sehingga memancar lebih terang. Cahaya harapan yang memancar merupakan buah dari zakat yang dikeluarkan sedari awal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun