Di saat pekerjaan sedang menumpuk tiba-tiba ada yang bertanya “sudah bayar SPP untuk sekolah anak?”, ternyata jawaban kita, “Alhamdulillah sudah”.
Di tengah wara-wiri karena mempersiapkan suatu pesta pernikahan, ternyata ada yang berkata “jangan lupa mengambil semua kartu undangan dari percetakan”, dan dijawab dengan “Alhamdulillah sudah”.
Di kala berada dalam pengapnya bus kota yang terjebak oleh kemacetan menjelang waktu berbuka puasa, ternyata ada yang bertanya "sudah berbelanja untuk makan sahur?", dan kitapun menjawab “Alhamdulillah sudah”.
Dan masih banyak lagi kebahagiaan yang diungkapkan dengan “ Alhamdulillah sudah”.
Sebuah ungkapan sederhana namun memiliki makna yang penuh dengan kebahagiaan, kelegaan,kepuasan…hmmm plong rasanya.
“Alhamdulillah”, sebuah kalimat penuh puji serta syukur kepada Yang Maha Pemurah. Kalimat yang acapkali meluncur dari bibir kita tatkala usai melakukan sesuatu, sekalipun sesuatu itu merupakan hal yang kecil.
Mungkin “Alhamdulillah sudah..” merupakan kata-kata yang sudah tak asing dalam keseharian kita. Bisa jadi, ketika ada yang menanyakan sesuatu pada kita, tanpa sadar kita pun mengucapkannya. Ya, rasanya mengucapkan “Alhamdulillah sudah” memang sudah menjadi sebuah kebiasaan bagi sebagian orang. Namun, bukan kebiasaan biasa, melainkan sebuah kebiasaan luar biasa, ungkapan penuh kebahagiaan yang insyaAllah membawa berkah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H