Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Rupanya di tahun 2017, kriya anyam dihapus dari daftar cabang lomba FLS2N sehingga impian Adam Raga untuk melaju ke kabupaten sirna sudah.
Tak hanya tahun 2017, penghapusan cabang lomba kriya anyam berlanjut di tahun 2018. Ah, kegiatan yang positif mengapa harus dihentikan?
Cukup 2 tahun saja penghapusan cabang lomba kriya anyam, di tahun 2019 lomba tersebut kembali dimasukkan dalam daftar lomba FLS2N. Kami pun kembali melanjutkan estafet prestasi di bidang kriya. Memilih peserta didik atas nama M. Febri Ardiyanto, mencoba membuat karya vas bunga berbahan dasar bambu. Seleksi tingkat kecamatan berhasil dilalui dengan mengantongi predikat juara 1.
Di tingkat kabupaten, Febri harus berpuas diri sebagai juara ketiga dan mengubur impiannya melaju ki tingkat propinsi.
Tahun 2020 merupakan tahun cobaan, dimana virus covid-19 menggegerkan dunia tak terkecuali Indonesia. Sebelum pandemi menyerang, Demak telah melaksanakan seleksi FLS2N.
Ryko Kurniawan merupakan perwakilan SD kami untuk mengikuti lomba kriya anyam. Dengan memanfaatkan limbah kertas semen, Ryko berhasil membuat karya berupa tas. Ia berhasil menorehkan namanya sebagai juara 1 kecamatan dan berhasil meraih tiket ke tingkat kabupaten.
Di tingkat kabupaten, Ryko rupanya berhasil menghipnotis dewan juri dan penonton dengan hasil karyanya. Tetapi Ryko harus berpuas hati meraih juara 3 kabupaten.
Masih dalam situasi pandemi, tahun 2021 Kabupaten Demak memberanikan diri untuk melaksanakan seleksi FLS2N secara langsung dengan protokol kesehatan yang ketat.
SD Negeri Raji mengirimkan siswa terbaiknya yaitu Radifa Maulana untuk mengikuti lomba kriya anyam. Dengan keahlian menganyam yang dimilikinya, Radifa mencoba membuat karya berupa tas berbahan dasar limbah kertas pembungkus kaca. Awal yang baik di tingkat kecamatan, Radifa berhasil mempertahankan tradisi juara dan melaju ke tingkat kabupaten.
Sama halnya dengan pendahulunya, Radifa berhasil memukau dewan juri dengan hasil karyanya. Setelah 1 dasawarsa dalam penantian, akhirnya Radifa berhasil menancapkan bendera kemenangan sebagai juara 1 kabupaten dan berhasil lolos ke tingkat propinsi.
Kemenangan ini bukan didapat dengan cara yang mudah, kemenangan ini bukan didapat dengan cara yang instan, namun kemenangan ini dilalui dengan kerja keras, perjuangan, dedikasi serta doa yang dirapal siang dan malam.