Mohon tunggu...
Miftahul Jannah
Miftahul Jannah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama

Saya Miftahul Jannah kuliah di kampus Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, hobi saya yaitu membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Curhatan Hati Anak Terakhir Perempuan

16 Oktober 2022   20:50 Diperbarui: 16 Oktober 2022   21:12 1670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Anak terakhir banyak yang bilang anak terakhir itu anak yang paling manja paling apa-apa pasti selalu di turutin, padahal si bungsu apa-apa pingin mandiri enggak pingin menyusahkan kakak-kakak nya apalagi orang tuanya dan menurutku harapan terakhir itu dipikul oleh si bungsu yang selalu diharapakan untuk bisa lebih baik lebih berhasil dari kakak-kakaknya, gak jarang juga si bungsu terlihat banyak obrol oleh anggota keluarga yang lain sebab dia lebih percaya diri untuk memendam banyak hal sendirian tanpa orang lain tau, dia sering iri kalau melihat kakaknya atau enggak temen temenya yang bisa seakrab itu oleh orang tuabisa saring shearing bisa saling cerita setiap masalah yang dia hadapi beda dengan si anak terakhir yang menurutnya beban yang diterima oleh keluarganya sudah banyak dan dia merasa kalau kayak aku gak perlu cerita deh soal masalah ini kasihan mereka, jadi biar aku pendam sendirian mungkin ini adalah kesalahan cuman begini kenyataannya.

 Waktu kecil memang semuanya terasa menyenangkan aku merasa kalau apapun kesalahan ku pasti yang diomelin itu kakak ku tapi semakin beranjak dewasa ternyata kesenangan itu cuma bisa aku miliki ketika aku masih kecil ketika aku belum mampu untuk melakukan banyak hal, ketika aku masih melihat dunia sebatas pandangan ku selayaknya anak kecil yang suka main sama temen-temennya, sampai ada waktu dimana aku pernah menulis sesuatu gitu ditembok kamarku yang kurang lebih seperti ini kalimatnya ayah sama bunda kayaknya lebih sayang deh sama kakakku daripada sama aku. Yah itu bukan masalah untuk aku yang punya pola pikir anak kecil banget deh. Ya itu lah kalimat yang membuat ayah sama bunda tuh bilang ke aku kalau dek semua orang pasti sayang sama anaknya gitu semua orang tua ingin anaknya tercukupi dan tapi mereka bilang jadi anak terakhir itu apalagi anak perempuan itu harus punya mental yang lebih dari kakaknya harus punya kekuatan yang lebih besar dari omongan orang lain yang gak mengenakkan diri sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun