Mohon tunggu...
Miftahul Alam
Miftahul Alam Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pilpres 2019, Panggung Pertarungan Jokowi-Mahfud MD Vs Prabowo-AHY

30 Juli 2018   20:38 Diperbarui: 30 Juli 2018   21:10 1675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 akan menjadi panggung pertarungan antara Jokowi-Mahfud MD Vs Prabowo AHY. Hal ini disimpulkan dari berbagai manufer politik dan arah koalisi akhirakhir ini.

Calon Presiden Petahana Joko Widodo (Jokowi) sendiri sudah mengumpulkan para ketua umum partai politik pendukungnya di Istana Kepresidenan. Setelah itu, muncullah beberapa wacana nama cawapres pendamping Jokowi. Salah satu nama yang mencuat adalah Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD.

Ada beberapa alasan mengapa Mahfud MD menjadi kandidat kuat Cawapres Jokowi. Salah satunya adalah Mahfud MD cenderung lebih bisa diterima oleh berbagai kalangan, terutama oleh elite-elite parpol . Karena, jika salah satu ketua umum parpol yang menjadi cawapres-nya, kemungkinan akan memunculkan kecemburuan dari parpol lain.

Selain itu, Mahfud MD juga memiliki memiliki segudang pengalaman dan sangat lengkap. Mahfud MD pernah menjabat di eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Dan yang tak kalah pentingnya lagi adalah Mahfud MD bisa diterima kalangan pemilih muslim, sebab selama ini selalu diopinikan bahwa Jokowi berseberangan dengan kalangan muslim.

Sehingga, Mahfud MD akan mampu menutupi kekurangan-kekurangan Jokowi dalam menjalankan pemerintahan dan mampu meningkatkan elektabilitas Jokowi.

Sementara itu, di kubun koalisi Pendukung Prabowo atau poros penantang Jokowi, beberapa nama juga mencuat sebagai cawapres pendamping Prabowo. Nama-nama tersebut antara lain ada, Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan yang muncul belakangan atas hasil Ijtima GNPF-Ulama yaitu Habibb Salim Assegaf dan Ustadz Abdul Somad.

Jika melihat eskalasi politik akhir-akhir ini, dengan massifnya manufer dan gerakan politik partai Demokrat, yang juga sudah memastikan diri berkoalisi dengan Gerindra, maka nama AHY bisa dipastikan lebih potensial bersanding dengan Prabowo.

Berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia yang dilakukan pada 25-31 Maret 2018 lalu, elektabilitas Prabowo sebesar 19,2% dan AHY 2,0%. Sementara, Survei Charta Politika yang dilakukan pada 13-19 April 2018, menunjukkan, elektabilitas Prabowo sebagai capres adalah 23,3% dan AHY sebesar 2,7%. Sementara itu, elektabilitas AHY jika menjadi cawapres Prabowo adalah 10,4%.

Pasangan Prabowo-AHY bisa dikatakan lebih menjual. Artinya, bisa menjadi lawan tanding yang sebanding jika head to head dengan Jokowi dan pasangannya.

Prabowo-AHY, paling masuk akal karena AHY seorang anak muda. Berbanding lurus dengan keberadaan 40 persen atau 80 juta pemilih di Pemilu adalah milenial atau berusia 17 sampai 38 tahun.

AHY memiliki Racikan eletoral yang tinggi. Dan tak kalah penting, AHY juga intelektual. Itu penting untuk menjadi pertimbangan Prabowo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun