Mohon tunggu...
Miftahul Hadi
Miftahul Hadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Coba-coba

Jangan lupa berjuang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Minyak Goreng Membludak, Sawit Turun Harga

21 Mei 2022   01:04 Diperbarui: 21 Mei 2022   01:06 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada dasarnya masyarakat membutuhkan minyak goreng jadi bahan patokan untuk menggoreng kebutuhan makanan pokok, yang dulunya minyak kelapa jadi bahan untuk menggoreng. Namun sekarang dengan adanya minyak sawit, maka minyak kepala mungkin sudah jarang dipakai sama masyrakat diindonesia. 

Dikalangan masyarakat kelangkaan minyak goreng menjadi suatu masalah besar untuk bahan menggoreng makanan, namun apadaya sudah menjadi sebuah konflik yang sering muncul di masyarakat. Adapun masalah yang terjadi bukan hanya kelangkaan minyak goreng saja, tapi masih banyak masalah lain atau konflik yang bersamaan dengan itu. Minyak sawit sudah menjadi bahan makanan pokok bagi masyarakat yang apabila tidak ada atau menjadi langka, maka akan menjadi sebuah kerusuhan yang terjadi di perekonomian yang angka jualnya melebihi harga biasa. Namun sekarang sudah sedikit turun harga dengan adanya proses yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengamankan harga minyak goreng.

Permasalahan ini terjadi karena ada oknum yang tidak bertanggung jawab atas kejujuran terhadap masyarakat, ada oknum yang sengaja menimbun minyak goreng demi mendapatkan keuntungan dari pembeli. Padahal stok nya masih terlalu banyak, namun ditutupi seakan minyak goreng hilang begitu saja. Tujuannya untuk menaikkan harga minyak goreng tersebut.

Tidak terlepas dari minyak goreng, sawit menjadi turun harga dikarenakan minyak goreng jadi membludak setelah beberapa pekan terakhir ini. Sawit harganya menurun drastis setelah minyak goreng dikeluarkan kembali oleh oknum-oknum yang tidak jujur, sehingga sawit tidak lagi dijadikan minyak dan tidak dibeli oleh beberapa PT sawit. Adapun beberapa PT sawit yang udah ditutup karena tidak lagi memproduksikan minyak goreng. Setelah ditelusuri turun harga sawit disebabkan karena minyak goreng atau minyak sawit sudah sangat banyak setelah ditimbun beberapa bulan yang lalu.

Banyak pekebun sawit yang sangat kecewa terhadap apa yang terjadi sekarang, karena sawit adalah salah satu usaha bagi masyarakat untuk menghasilkan perekonomian mereka. Hampir setiap masyarakat memiliki kebun sawit sendiri untuk mendapatkan uang dari hasil panen sawit tersebut, namun sekarang dengan harga yang tidak stabil masyarakat menjadi rusuh dan menjadi sebuah permasalahan terhadap perekonomian mereka.

"Tahun ini harga sawit sangat menurun, tidak sesuai dengan harga biasanya. Ini menjadi pemicu permasalahan bagi pekebun sawit seperti saya yang memang tidak ada pekerjaan lain selain memanen sawit" ujar bapak Tarmizi pemilik kebun sawit

Diindonesia sendiri penghasilan minyak kelapa sawit bisa mencapai 3,50 ton ditahun 2022 ini, dengan kondisi minyak goreng yang sangat banyak setelah ditimbun. Dengan harga minyak yang belum sepenuhnya turun harga, diikuti dengan harga sawit yang tidak stabil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun