Mohon tunggu...
Miftah Udin
Miftah Udin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Owner Distro Online and Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Money

Merintis Usaha Sejak Kuliah

10 Januari 2013   01:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:20 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Entrepreneurship atau yang lebih dikenal dengan semangat kewirausahaan akhir-akhir ini mungkin menjadi salah satu paham sedang gencar-gencarnya di sebarluaskan. Mulai dari kantor ke kantor, ke masyarakat, kampus ke kampus, bahkan hingga masuk lingkungn sekolah. Hal ini jelas bertujuan untuk menciptakan masayarkat yang memiliki daya saing dan mandiri.

Mungkin virus entreprenuership inilah yang menyerang penulis beberapa bulan yang lalu. Penulis sendiri masih duduk dibangku kuliah disalah satu PTS di Kebumen. Entah kenapa saat itu penulis benar-benar gelisah ingin meng “take action” kan mimpi-mimpinya. Ingin membuka Distro, tapi dengan konsep distro yang berbeda dengan distro yang ada.

Akhirnya karena spirit wirausaha benar-benar menggebu-gebu. Penulis membuka Distro Online ( Distro Kebumen Online ) dengan sistem delivery. Pemasarannya lebih menekankan di dunia maya baik via jejaring sosial maupun blog. Dengan modal pas-pasan dan konsep usaha yang tertata rapih penulis optimis usaha ini memiliki prospek yang menjanjikan kedepannya.

Merupakan suatu kepuasan tersendiri bagi seorang yang masih duduk dibangku kuliah sudah memiliki usaha yang dikelola secara mandiri, walaupun masih berskala usaha kecil. Kita bisa memiliki uang saku sendiri dari hasil keuntungan usaha kita. Kita bisa belajar manajemen keuangan dari pengalaman usaha kita, dan banyak keuntungan-keuntunga lainnya. Intinya yang terpenting adalah semangat dan idealist berwirausaha sudah dalam genggaman. Tinggal kedepannya mematangkan konsep usaha yang ada pasca kuliah tentunya.

Bagi seorang mahasiswa yang masih dibebani dengan tugas dan kegiatan perkuliahan memang cukup bersiko ketika“nyambi” berwirausaha. Resiko tidak bisa mengatur waktu dengan baik, sehingga terjadi ketimpangan porsi. Dan akibatnya terjadi kebingungan dan lupa mana yang harus lebih diutamakan ketika masih menjadi mahasiswa. Dan kemampuan memanajemen secara realistis menjadi kuncinya.

Manajemen Tanggung Jawab

Bagaimanupun juga ketika seorang mahasiswa “nyambi” berwirausaha harus tetap memprioritaskan energinya untuk kegiatan perkuliahan. Karena bagaimanupun juga kuliah adalah “proyek utama” dimana mahasiswa mempunyai kewajiban-kewajiban didalamnya yang harus dipenuhi. Sedangkan usaha atau bisnis bagi seorang mahasiswa adalah “side project” yang dikelola ketika kewajiban-kewajibannya sebagai mahasiswa sudah terpenuhi.

Manajemen Waktu

Salah satu kendala bagi mahasiswa yang membuka usaha sampingan adalah kesulitan mengatur waktu. Waktu yang seharusnya digunakan sesuai dengan “kadarnya” jangan sampai melebihi batas. Ini bisa terjadi ketika “side project” yang seharusnya dinomor duakan ternyata keadannya mendesak untuk diutamakan. Hal ini kemungkinan terjadi ketika usaha yang dirintis mulai menanjak sehingga menuntut waktu yang lebih. Untuk persoalan yang satu ini perlu pengambilan keputusan yang tegas dalam mengelolanya. Dan yang terpenting Konsisten dan menjaga komitmen awal yang sebelumnya direncanakan ketika hendak merintis usaha.

Manajemen Biaya

Manajemen biaya menjadi salah satu unsur yang harus dapat dikelola bagi mahasiswa yang berwirausaha. Pada prakteknya mahasiswa yang berwirausaha akan mengalami keadaan dimana kebutuhan biaya perkuliahan berbenturan dengan biaya kegiatan usaha. Nah, disinilah mental kewirausahan mahasiswa benar-benar diuji. Pengeloalan masalah ini harus jeli dan tepat sasaran. Dan bagaimanapun juga kebutuhan biaya kegiatan usaha harus dinomor duakan setelah kebutuhan biaya kuliah kita terpenuhi. Ingat, kuliah adalah proyek utama kita.

Terlepas dari kendala-kendala dan resiko-resiko yang ada, bagaimanapun juga semangat entrepreneurship perlu dimiliki dan ditanamkan sedini mungkin. Bukan bermaksud untuk menciptakan generasi yang oportunis, tapi untuk menciptakan generasi yang mampu menjawab tantangan dan tuntutan global. Sehingga kedepannya negara ini memiliki genarasi-generasi mandiri yang tangguh dan mampu bersaing. Terutama bagi kalangan mahasiswa yang menyandang “agen of change”, sehingga kedepannya kita tidak akan lagi melihat sosok mahasiswa-mahasiswa yang menuhankan PNS, membebani negara. Amien.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun