Mohon tunggu...
Miftah Syarifuddin
Miftah Syarifuddin Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika MTs Negeri Salatiga

Miftah, Kab. Smg, 24031978, 085713313124

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan dan Pembegalan

2 Maret 2015   16:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:17 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Akhir-akhir ini kasus pembegalan semakin sering terjadi di negara kita, Indonesia. Tidak hanya di ibukota Jakarta dan sekitarnya (Depok, Tangerang, Bekasi), tetapi ternyata mulai merambah ke kota kecil, seperti di kota saya ini, SALATIGA.

Apakah pendidikan punya faktor terhadap kasus ini?

Dari kasus-kasus pembegalan yang sudah terjadi dan sudah diketahui pelakunya, ternyata rata-rata usia pelaku pembegalan tergolong masih MUDA, kalau kata anak sekarang masih ABG (Anak Baru Gedhe). Dalam usia yang masih labil seperti itu, seorang anak biasanya lebih menonjolkan emosinya dibanding dengan unsur kedewasaannya. Dalam usia seperti itu seorang anak biasanya ingin menunjukkan siapa dia sebenarnya, siapa jati dirinya. Dia ingin mengatakan: "INI LHO SAYA..."

Lantas bagaimana supaya hal itu tetap berada pada bingkai yang POSITIF?

Seorang anak di usia ABG belum sepenuhnya bisa membedakan mana yang baik, mana yang tidak baik. Dia mudah sekali TERPENGARUH oleh hal-hal lain dalam kehidupannya.

Apakah KEBIASAAN anak-anak sekarang turut memicu hal ini?

Anak sekarang sangat terbiasa dengan tayangan-tayangan yang belum tentu mendidik. Siaran TELEVISI tidak seluruhnya mendidik. Permainan (game) tidak seluruhnya mendidik. Bahkan film kartun saja tidak seluruhnya mendidik.

Lantas apa yang harus dilakukan? Kita tidak perlu menyalahkan siapa-siapa. Mari kita KOREKSI diri kita masing-masing. Apa yang sudah kita berikan kepada anak-anak kita? Anak-anak didik kita?

Ada game yang malah menuntut anak untuk menjadi PENJAHAT... Tidak usahlah menyalahkan game itu. Mari kita FILTER diri kita masing-masing dari hal-hal yang tidak baik. Dimulai dari diri kita sendiri, keluarga kita sendiri, lingkungan kita sendiri, anak-anak didik kita sendiri... dan seterusnya.

Mudah-mudahan kasus ini segera BERAKHIR, tidak akan terulang lagi...
Amiiin...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun