Mohon tunggu...
Miftah Sirun
Miftah Sirun Mohon Tunggu... -

sekedear melintas dengan meninggalkan jejak kata

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Antara Miyabi dan Mereka yang Suci

30 September 2011   04:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:29 1095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dibulan ini,Indonesia kedatangan dua tamu yang menyedot perhatian media massa. Tamu pertama adalah gempa bumi yang melanda daerah Sumatra dan tamu kedua adalah seorang artis dari negeri jepang yang bernama maria osawa atau sering dikenal dengan nama miyabi. Yang akan saya tulis disini adalah khusus tentang tamu yang kedua. Di negeri asalnya sang artis adalah seorang yang terkenal bermain film “panas”. Dia datang ke Indonesia karena akan mengadakan syuting sebuah film yang di produseri oleh orang indonesi dan tentunya film yang akan dimanikan diindonesia akan berbeda dengan film yang biasa Ia mainkan dinegerinya.
Karena lakon yang biasa ia mainkan inilah kedatangnya disambut meriah orang warga negeri ini yang terkenal dengan nilai-nilai religi nya. Yang saya maksud meriah disini adalah meriah dengan segala cacian, meriah dengan seribu makian,meriah dengan sejuta alasan penolakan. Tanpa kuliah apalagi mengerjakan skiripsi yang menjemukan, dia telah mendapat banyak gelar mulai dari pelacur, perusak moral genrasi muda dan sebaginya.masyarkat awan yang tidak tahu siapa itu miyabi, menjadi penasaran dan akhirnya mencari tahu tentang film-film yang dibintanginya. Orang yang berteriak menolakpun tanpa tanpa atau dengan sadar telah menjadi corong pemasaran film tersebut, Tentu saja yang menyurakan dengan lantang adalah mereka yang mewakili “sucinya’ warga Negeri ini
Apakah mereka tidak pernah mendengar sebuah kisah yang diceritakan oleh nabi suci tentang seorang perempuan yang menghabiskan umurnya dengan melacur tapi suatu saat ketika sedang dalam perjalanan, ditengah gurun ia melihat seekor anjing yang hampir mati karena kehausan, sang pelacur memberikan air yang dibawanya. Padahal ia tahu air itu hanya tinggal satu tegukan dan perjalanan melewati gurun masih panjang. Di tengah gurun sang pelacur meninggal. Saat meninggal pelacur itu tersenyum, karena dia dijemput oleh bidadari surga yang diutus tuhan dan menetapkan dia sebagai hamba pilihanya. Muridpun bertanya “Bagaimana mungkin seorang pelacur bisa menjadi orang pilahan tuhan?nabi pun menjawab “diakhir hidupnya,dia rela berkorban dengan segala ketulusan terhadap sesama ciptaan tuhan, meskipun ia hanya seekor anjing.
Jika engkau tidak pernah mendengar cerita tersebut, akan saya ceritakan sebuah catatan yang saya ambil dari buku jack dan sufi karya Muhammad luqman Hakiem. Dalam buku tersebut kurang lebih dikisahkan, para pekerja malam (pelacur) suatu malam diajak keliliing Jakarta oleh si jack , menjelang pagi mereka berhenti disebuah kuburan dan para pelacur tersebut diminta untuk doa bersama diatas kuburan tersebut. Setelah selesai berdoa, seorang pelacur bertanya pada jack, kuburan siapakah ini? seorang waliyullah kah? Jack menjawab..ya,ini kuburan kekasih allah. Apakah dia seorang da’I, seorang kyai’ atau seorang ustad yang menggembor-gemborkan nama tuhan dijalan?
“bukan…dia dulu sama seperti kalian. Dulu dia hidup sebagai seorang pelacur..
Bagaiamana mungkin dia bisa menjadi kekasih tuhan?
Suatu pagi, dikampung ini diberitakan bahwa ada seorang wanita yang dikenal sebagai pelacur meninggal dunia. Mengingat pekerjaannya yang dinilai menjijikan maka para warga sekitar tidak mengizinkan mayat sang pelacur ini dikubur di pemakaman umum kampung, tapi dari pada warga mendapat dosa kalau tidak dikubur maka wargapun memutuskan untuk menguburkannya jauh dari kuburan umum maupun rumah warga akan tetapi ditempatkan disamping sungai dekan jalan. Hal ini dilakukan untuk menjadi peringatan bagi mereka yang menjalani hidup sebagai seorang pelacur dan sebagai pengganti ungkapan bahwa mereka tidak diakui sebagi kelompok masyarakat baik ketika hidup maupun ketika sudah mati. Sepuluh tahun berlalu, karena suatu proyek maka jalan yang melintas perkampungan inipun akan diperluas, tapi apa yang terjadi?semua alat berat yang ingin meratakan tanah mati mesin seketika, selidik punya selidik ternyata disana terdapat sebuah kuburan, dan warga sekitarpun memberi tahu bahwa itu kuburan seorang pelacur. Akhirnya kuburan tersebut dibongkar, tetapi suatu keajaiban terjadai. Makam pelacur tersebut berbau harum dan ketika dibuka sang mayat masih utuh bahkan terlihat sangat cantik. Sesuatu yang sulit dipercaya, mayat yang sudah sepuluh tahun masih segar dan catik serta dengan bibir yang tersenyum indah. Akhirnya warga pun menanyakan hal trsebut kepaa seorang ulama. Dengan ketajaman mata batinnya ulama tersebut menceritakan akan akhir dari kehidupan si pelacur. Malam sebelum meninggal sepulang dari bekerja, sang pelacur mandi besar dan mengerjakan solat fardhu kemudian di ikuti dengan solat sunah, setelah selesai solat sunah dia pun berdhikir dan meminta ampunan kepada tuhan dan hal itu dia lakukan sampai pagi, hingga akhirnya dia diberitakan meniggal dunia, dan dia meniggal dalam keadaan khusnul khotimah.
Dari dua kisah tersebut kita bisa mengambil pelajaran, bahwa akhir hidup manusia adalah rahasia besar tuhan. Kita jangan terbebani akan bagaimana akhir hidup kita,yang perlu kita lakukan adalah melakukan kebaikan terus menerus, detik demi, hari demi dan menganggap bahwa ini mungkin adalah akhir dari perjalanan kita. Lakukan semuanya dengan cinta, dengna keihklasan dan penuh kesopanan dan saying.
Saya membayangkan, dari pada mencaci, dan mencela, alangkah lebih baik jika kita berbicara dengan hati saling memaafkan penuh cinta serta diiringi dengan doa, kita semua bisa kembali ke jalan-Nya..
karena siapa tahu yang dianggap mulia dimata manusia adalah hina dimata tuhan dan
siapa tahu yang diannggap sampah oleh masyarakat justru adalah mutiara yang tuhan sembunyikan..

Miftahsirun
Depok, 13 Oktober 2009

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun