Mohon tunggu...
Ahmad Miftah Rizqy
Ahmad Miftah Rizqy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Seorang Mahasiswa Jurnalistik biasa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menjaga Keimanan dengan Bukti Kebenarannya: Al-Baqarah ayat 209

19 Mei 2024   08:45 Diperbarui: 19 Mei 2024   21:55 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keimanan dalam Islam adalah pondasi utama yang harus dijaga dan dipelihara oleh setiap Muslim. Surah Al-Baqarah ayat 209 memberikan peringatan yang sangat penting tentang bahaya tergelincir dari jalan kebenaran setelah menerima bukti-bukti nyata dari Allah. Ayat tersebut berbunyi:

 فَاِنْ زَلَلْتُمْ مِّنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْكُمُ الْبَيِّنٰتُ فَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ ۝٢٠٩ 

"Tetapi jika kamu menyimpang (dari jalan Allah) sesudah datang kepadamu bukti-bukti kebenaran, maka ketahuilah, bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." QS. Al-Baqarah ayat 209.

Tafsir dari Penggalan Al-Baqarah ayat 209

Makna dari penggalan ayat  "Tetapi jika kamu menyimpang", menurut tafsir Al-Qurthubi yaitu jika kamu menyimpang dari jalan istiqamah. Makna dari kata az-zalzal adalah (tergelincir) telapak kaki, kemudian digunakan (ketergelinciran atau penyimpangan) akidah pendapat, dan yang lain. Dalam Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir, maknanya Yakni jika kalian tersesat dan berbelok dari kebenaran.

Makna dari penggalan ayat  "sesudah datang kepadamu bukti-bukti kebenaran,", menurut tafsir Al-Qurthubi Jika khithab ini ditujukan kepada orang-orang beriman, maka yang dimaksud dengan bukti-bukti kebenaran tersebut adalah mukjizat dan ayat-ayat Al-Qur'an. Tapi jika khithab ini ditujukan kepada Ahlul Kitab, maka yang dimaksud dengan bukti-bukti kebenaran tersebut adalah apa yang ada dalam agama mereka yaitu berupa pemberitahuan dan pengenalan tentang Muhammad. Dalam ayat ini terkandung dalil bahwa hukunan bagi orang yang alim disebabkan oleh dosa-dosanya adalah lebih besar daripada hukuman bagi orang-orang yang bodoh, dan orang yang tidak pernah menerima dakwah Islam tidak menjadi kafir karena meninggalkan syariat.

Makna dari penggalan ayat   "Maka ketahuilah, bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.", menurut tafsir Al-Qurthubi maknanya adalah Dzat yang mampu mendapatkan apa yang dikehendaki-Nya. Allah Maha Bijaksana dalam perbuatan-Nya.

Maka jelas dalam ayat ini terdapat ancaman keras terhadap sikap menyimpang dari jalan Allah, seperti dengan mengerjakan maksiat. Hal itu, karrena Allah yang Maha Perkasa mampu menyiksa orang yang bermaksiat dengan kekuatan-Nya dan berdasarkan hikmah (kebijaksanaan)-Nya, karena termasuk hikmah-Nya adalah menyiksa pelaku maksiat dan pelaku kejahatan.

Allah SWT telah memberikan bukti-bukti yang jelas dan nyata tentang kebenaran Islam melalui Al-Qur'an, sunnah Nabi Muhammad SAW, dan tanda-tanda di alam semesta. Bukti-bukti ini seharusnya menjadi dasar yang kuat bagi setiap Muslim untuk mengokohkan keimanan mereka. Dalam konteks ini, bukti bukan hanya berarti dalil-dalil tekstual, tetapi juga pengalaman spiritual dan pengamatan terhadap kebesaran ciptaan Allah.

Meskipun bukti-bukti tersebut jelas, manusia seringkali menghadapi berbagai tantangan yang dapat membuat mereka tergelincir dari jalan kebenaran. Tantangan ini bisa berupa godaan duniawi, keraguan internal, atau pengaruh negatif dari lingkungan sekitar. Ayat ini mengingatkan kita bahwa meskipun bukti sudah diberikan, kita harus tetap waspada dan berusaha menjaga keimanan dengan sungguh-sungguh.

Allah SWT Maha Perkasa dan Maha Bijaksana. Ketika Dia memberikan peringatan melalui ayat ini, itu menunjukkan kebijaksanaan-Nya dalam memberi petunjuk kepada manusia. Allah mengetahui bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk tergelincir, sehingga Dia memberikan peringatan agar manusia selalu ingat akan kebesaran-Nya dan terus berusaha berada di jalan yang benar.

Mengamalkan Al-Baqarah ayat 209 dengan Menjaga Keimanan

  • Memperdalam Ilmu Agama: Mempelajari Al-Qur'an dan sunnah Nabi SAW secara mendalam akan membantu memperkuat keyakinan dan keimanan.
  • Berzikir dan Berdoa: Mengingat Allah secara terus-menerus melalui zikir dan doa dapat menjaga hati tetap terhubung dengan-Nya.
  • Lingkungan yang Baik: Bergaul dengan orang-orang saleh yang dapat memberikan pengaruh positif sangat penting dalam menjaga keimanan.
  • Mengamati Kebesaran Allah: Mengamati dan merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta dapat memperkuat keimanan.
  • Menghadapi Keraguan dengan Ilmu: Ketika menghadapi keraguan, segera mencari jawaban dari sumber-sumber yang terpercaya dalam Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun