Mohon tunggu...
Ahmad Miftah Rizqy
Ahmad Miftah Rizqy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Seorang Mahasiswa Jurnalistik biasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

ISIS dan Pengaruhnya di Indonesia

26 Desember 2023   00:25 Diperbarui: 26 Desember 2023   01:58 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Islamic State of Iraq and Syria atau yang disingkat ISIS, memiliki sejarah pembentukan yang terkait erat dengan beberapa tokoh kunci dan peristiwa penting. Kelompok ini pertama kali didirikan pada tanggal 9 April 2013 di bawah pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi. Namun, asal usul ISIS juga terkait erat dengan Abu Mus'ab al-Zarqawi, yang diakui secara umum sebagai bapak pendiri organisasi tersebut. Meskipun Zarqawi meletakkan dasar ideologis bagi ISIS, tahun-tahun awalnya bukan merupakan teladan kemurnian Islam. Pengantar untuk Salafisme, sebuah doktrin yang mempromosikan kemurnian agama dan interpretasi literal Al-Qur'an, memiliki pengaruh transformatif pada Zarqawi, dan mendorongnya untuk mengabdikan hidupnya untuk ISIS.

Pada tanggal 29 Juni 2014, ISIS menyatakan diri sebagai sebuah kekhalifahan dengan Abu Bakar al-Baghdadi sebagai khalifah, menyerukan semua Muslim untuk berjanji setia kepadanya. Dengan demikian, sejarah pembentukan ISIS melibatkan peran penting tokoh-tokoh seperti Zarqawi dan al-Baghdadi, serta peristiwa deklarasi kekhalifahan pada tahun 2014.

ISIS memiliki ideologi yang didasarkan pada paham radikal yang berbeda dengan Al-Qaeda. Mereka menganut ideologi Salafisme, yang mempromosikan interpretasi literal Al-Qur'an dan kemurnian agama. Tujuan utama ISIS adalah untuk mendirikan negara Islam dan menegakkan kekhalifahan Islam. Mereka juga memiliki ambisi untuk memperluas wilayah kekuasaan mereka dan menegakkan pemerintahan otoriter berdasarkan interpretasi mereka tentang Islam. Dengan menggunakan media sosial dan taktik kekerasan, ISIS berupaya untuk menyebarkan ideologi mereka dan merekrut simpatisan serta anggota baru. Ideologi dan tujuan ISIS mencerminkan ambisi mereka untuk mendirikan negara Islam otoriter berdasarkan paham radikal yang mereka anut.

Menurut beberapa sumber, ISIS masuk ke Indonesia melalui kampanye dan propaganda sejak 2014-2015 mengenai penegakan Khilafah di Suriah. Paham ISIS sendiri bisa masuk ke Indonesia melalui jaringan internet, di mana masyarakat Indonesia dengan mudah mengakses informasi seperti berita, artikel, dan video tentang paham ISIS melalui dunia maya. Selain itu, beberapa orang Indonesia pergi ke Timur Tengah karena tawaran ISIS, namun banyak dari mereka pulang dengan kecewa. Beberapa anggota ISIS juga telah kembali ke Indonesia dan berhasil membaiat sekitar 2 juta orang.

Propaganda ISIS mempengaruhi perilaku anggota ISIS di Indonesia melalui berbagai cara, termasuk ceramah dari tokoh-tokoh ISIS/IS Indonesia yang sangat mempengaruhi tahanan kriminal biasa, radikalisasi pemikiran yang berlandaskan pada penafsiran Islam yang ekstrim, dan penyebaran ideologi melalui media sosial dan media cetak. Selain itu, propaganda ISIS juga mempengaruhi kalangan menengah dan atas di Indonesia, termasuk di Aceh dan Poso, melalui suksesnya propaganda para pembuat ideologi gerakan. Propaganda ini juga memanfaatkan media digital untuk menyebarkan pemikiran dan paham Islam radikal, termasuk ajakan untuk 'jihad' kepada seluruh muslim di penjuru dunia. Dengan berbagai metode ini, propaganda ISIS berhasil mempengaruhi perilaku anggota ISIS di Indonesia dan mendukung penyebaran paham radikal mereka.

Pada 2013, diduga ada 56 orang Indonesia dari berbagai macam organisasi Islam dan kelompok pedagang yang bergabung saat pergi ke Arab Saudi untuk ibadah haji atau umrah. Dari jumlah tersebut, sekitar 16 orang telah kembali ke Tanah Air dan melanjutkan proses perekrutan di daerah masing-masing. Meskipun ISIS belum berdiri di Indonesia, paham dan propaganda mereka telah masuk ke Indonesia dan mempengaruhi beberapa individu untuk bergabung dengan mereka.

Namun, pemerintah Indonesia tidak tinggal diam akan hal ini. Mereka telah mengambil beberapa langkah untuk menghadapi gerakan ISIS di Indonesia, antara lain:

  • Penegakan Hukum: Pemerintah Indonesia meningkatkan penegakan hukum untuk melawan aksi-aksi terorisme ISIS di Indonesia, termasuk perseguhan dan penyalahatan.
  • Pencegahan Radikalisasi: Langkah-langkah pencegahan radikalisasi dilakukan, termasuk upaya untuk mengatasi propaganda radikalisme dan ideologi ekstrem yang disebarkan oleh ISIS.
  • Kerjasama Internasional: Pemerintah Indonesia aktif dalam kerjasama internasional untuk memerangi ancaman ISIS, termasuk pertukaran informasi dan kerjasama dalam penegakan hukum dan keamanan.
  • Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat: Langkah-langkah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang ancaman terorisme dan radikalisme juga dilakukan, termasuk melalui program-program pendidikan dan kesadaran masyarakat.
  • Sosialisasi melawan ISIS: Pemerintah Indonesia menggunakan institusi seperti Kementrian Agama, Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), dan ormas-ormas Islam untuk melakukan sosialisasi melawan ISIS, termasuk menyampaikan informasi yang benar tentang ISIS dan paham ideologi mereka.

Dengan langkah-langkah ini, pemerintah Indonesia berupaya untuk melindungi masyarakatnya dari ancaman ISIS dan memerangi penyebaran paham radikal di Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun