Berkunjung ke rumah teman sekolah yang sudah lama tak jumpa. Tepatnya sekitar H+7 Idul Fitri. Setibanya di sana, aku langsung menggedor dengan semangatnya pintu rumahnya. "Biar retak sekalian pintu itu", canda di hati. Temanku keluar dengan pakaian kaos santainya. "Wah dirimu muncul bro...", kejut dia melihatku. Kita salaman bak tangan mengepal seperti promosi pilihan pimpinan.
Obrolan ringan dan asik menghiasi pertemuan aku dan dia. Tak lupa juga dia membuatkanku segelas minuman. Aku tak perlu pesan seperti di warung-warung. Segelas minuman penjamupun hinggap di atas meja yang siap aku minum. Cuaca yang panas, membuat aku tak sabar untuk meminumnya.
"OMG...", teriak di hatiku. Minumannya masih panas pake banget. Minuman itu panas karena minuman yang dibuatkan adalah minuman susu. Temanku sedikit tertawa. Aku diamkan sebentar minuman itu biar agak dingin. Tak taunya beberapa detik kemudian, singgahlah seekor lalat dan mencengkeram kuat kakinya di tepi ujung gelas.
Aku saja pegang gelasnya kepanasan, apalagi lalat itu yang tak ijin dulu untuk hinggap di gelas minumanku. Tak lama kemudian, lalat itu pun terjun ke dalam minuman. Karna minuman yang masih panas, lalat itu menari-nari di permukaan air susu yang panas itu. Ehmm... pastinya kalian sudah tau kan yang terjadi selanjutnya dengan lalat itu? hehe
Aku langsung ingat pesan guruku dulu. Beliu berkata, "jika ada lalat yang hinggap di minuman kalian kemudian lalat itu mati di dalamnya, maka tenggelamkanlah lalat itu. Kemudian minuman itu boleh kalian minum".
"Ya ya ya, baiklah, memang harus di-TENGGELAMKAN!!!", ucap kata di pikiranku. Â Dan temanku pun melihatnya sedikit geli. Dan sangat amat geli saat aku minum segelas air susu itu sampai habis.Â
"Bismillah, semoga tetap sehat", ucap kata di hatiku. Alhamdulillah setelah beberapa detik, atau jam atau juga bahkan hari, aku tidak sakit perut. Karna hal itu baru pertama kalinya aku minum air yang berbumbu lalat.
Mempelajari Islam dapat melalui Sains. Dari kejadian yang unik itu, bahwa diantara sayap lalat terdapat racun dan obatnya. Tak perlu ragu, tetap yakin. Karna ajaran Islam dapat juga diterangkan secara ilmiah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI