Akhirnya menit itu juga aku harus membuat tanda tangan, tidak sulit, setidaknya supaya gampang diingat. Berkali-kali tanganku dituntun, berkali-kali juga tanganku harus menanggung rasa gemetar dan berkeringat. Membuat satu tanda tangan saja rasanya bagaikan membuat sebuah kaligrafi, memegang sebatang pulpen saja rasanya seperti sedang memegang sebatang pena emas, yang membuatku takut salah tulis, takut salah pegang sehingga membuatnya patah, dan takut-takut lainnya. Padahal hanya sebatang pulpen biasa dan tanda tangan sederhana. Tapi itulah pengalaman pertama, rasa takut salah pasti ada, meski sebenarnya jangan dipelihara. Kalau tidak dicoba dan diusahakan, kapan bisanya?
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H