Pemilu 2024 merupakan ajang pemilihan dan penentuan pemimpin Indonesia yang selanjutnya meneruskan era kepemimpinan Bapak Jokowi, bahkan hal tersebut menjadi penentu mau dibawa kemana negara yang sangat kita cintai ini. Oleh karena itu , Pemilu 2024 ini sangat dinanti-nanti dan ditunggu-tunggu oleh seluruh Rakyat Indonesia sebagai sebuah momen yang bersejarah bagi rakyat Indonesia untuk menyumbangkan suaranya bagi masa depan negara ini.Â
Perbedaan pendapat dalam pemilu merupakan hal yang wajar dan pasti terjadi dalam masyarakat. Hal ini telah terjadi sejak pemilu pertama kali di Indonesia tahun 1955 yang digadang menjadi pemilu paling Demokratis sepanjang sejarah indonesia. dengan berdasar pada Pancasila sila ke-4 yang berbunyi"Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan perwakilan" Menjadikan sila ke-4 ini menjadi dasar pelaksanaan demokrasi di Indonesia.
Saat ini di tahun 2024 pemilu yang diadakan 5 tahun sekali untuk memilih pemimpin masa depan bangsa sebagai seorang presiden dan wakil presiden diadakan. Pada tahun 2019 tepat lima tahun yang lalu Indonesia telah melaksanakan Pemilu yang menghasilkan Bapak Jokowi sebagai presiden dan Makruf Amin sebagai wakilnya dengan segala polemik dan konflik yang terjadi di seluruh indonesia. Akankah pada tahun ini 2024 terjadi lagi atau bahkan lebih besar?
Kita ketahui Pemilu 2024 Ini mengusung tiga paslon capres dan cawapres dari berbagai partai dan latar belakang. yang pertama dengan nomor urut 1 yaitu Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, nomor urut 2 yaitu Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, dan yang terakhir nomor urut 3 Prabowo Subiyanto dan Gibran. Para capres dan cawapres tersebut pastilah sudah melalui pertimbangan masing masing partai untuk di maju sebagai presiden dan wakilnya. begitu juga dengan masyarakat Indonesia pasti juga memiliki pertimbangan dan perhitungan masing masing capres dan cawapres yang ada. Hal tersebut tentunya menimbulkan perbedaan pendapat masing masing pendukung paslonnya yang berakibat terjadinya konflik antar pendukung paslon
Konflik antar pendukung paslon pasti terjadi setiap di adakannya pemilu baik pemilian kepala daerah sampai yang sekarang ini. Dengan adanya konflik yang terjadi berujung pada demokrasi yang tidak baik atau bahkan tidak sehat. Oleh karena itu dengan suasana pemilu yang sedang panas ini dapat dimanfaatkan oleh sejumlah okum untuk memecah belah bangsa indonesia. Ketika perbedaan pendapat yang terjadi ditambah dengan kata-kata yang bisa menyulut emosi pendukung salah satu paslon saja bisa bisa berakibat terjadinya hal hal yang tak diinginkan oleh kita semua.
Maka itu kita sebagai masyarakat indonesia yang menjunjung tinggi pancasila hendaklah selalu menerapkan sila ke-4 pancasila sebagai landasan demokrasi kita. Pemilu yang sehat adalah pemilu yang tidak menyinggung SARA dan tidak menyinggung kelompok lain sebagai sarana untuk menjunjung paslon yang kita dukung bukan untuk merendahkan suatu kelompok atau pendukung yang lain. Jadilah peserta pemilu yang selalu menjunjung tinggi pancasila sebagai landasan demokrasi untuk pemilu 2024 ini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H