Mohon tunggu...
Miftahudin S.Pd.,M.Si.
Miftahudin S.Pd.,M.Si. Mohon Tunggu... -

Guru matematika di SMP negeri 10 Semarang, jl Menteri Supeno No 1 Semarang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Math City Map (MCM) Salah Satu Model Pendukung Kurikulum 2013

24 Agustus 2014   22:18 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:41 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang didesain dengan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dilakukan dalam proses pembelajaran dengan adanya kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi dan mengkomunikasikan. Seorang guruharus mampu memotivasi anak untuk menjadi pembelajar. Agar siswa menjadi pembelajar, maka siswa harus mempunyai motivasi yang kuat dan dukungan dari guru. Salah satu dukungan guru adalah memberikan memberikan pertanyaan efektif dalam pembelajaran. Pertanyaan efektif adalah pertanyaan yang mampu mengarahkan siswa pada terbentuknya pemahaman konsep secara mandiri. Pertanyaan ini sangat penting karena siswa dirangsang untuk senantiasa berpikir, tidak hanya diberi materi secara vulgar, akan tetapi diberi kesempatan untuk menemukan sendiri.

Pertanyaan efektif membuat anak merasa dihargai dan diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat. Karakteristik dari pertanyaan efektif yang dapat membelajarkan siswa secara maksimal adalah pertanyaan yang mudah dipahami oleh siswa dan mampu mengarahkan siswa pada penemuan sebuah konsep atau penyelesaian masalah. Adapun pertanyaan yang kurang efektif adalah pertanyaan yang tidak mengarahkan kepada konsep yang diharapkan. Pertanyaan kurang efektif kurang dipahami oleh siswa dan tidak dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Termasuk pertanyaan kurang efektif adalah pertanyaan yang dapat dijawab oleh siswa dengan jawaban ya atau tidak. Contoh pertanyaan yang kurang efekfif adalah “ tuliskan rumus luas lingkaran”. Pertanyaan tersebut kurang efektif karena hanya menuntut siswa untuk menghafal. Akan lebih baik apabila pertanyaannya diganti : “jelaskan bagaimana kamu menemukan rumus luas lingkaran?”

Mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang bersifat abstrak dan sulit dipahami oleh siswa. Akan tetapi jika dikemas dengan selalu mengkaitkan pembelajaran dengan kehidupan nyata, pengalaman-pengalaman siswa, maka akan memotivasii siswa untuk lebih menyenangi matematika. Pertanyaan yang mampu menyelesaikan masalah nyata di kehidupan sehari-hari dapat membuat pembelaaran matematika menjadi lebih bermakna. Salah satu model pembelajaran yang memotivasi siswa dan membermaknakan matematika adalah Pembelajaran matematika yang didesain dengan program MCM (Math City Map). MCM adalah pembelajaran matematika yang menggunakan peta dan lingkungan sekitar sebagai proses pembelajaran. Pembelajaran dilakukan di luar kelas. Siswa diberi sebuah peta dimana masalah-masalah matematika dapat diperoleh. Ketika siswa menemukan tempat yang dimaksud, maka siswa berusaha meencari masalah yang ada dilingkungandengan panduan LKS, siswa yang mengalami kesulitan dapat membuka amplop bantuan yang sudah disiapkan. Semakin siswa tidak membuka amplop bantuan yang diberikan, maka skor siswa semakin tinggi. Siswa diajak menyelesaiakan masalah nyata dengan menggunakan alat yang sederhana.

Contoh kegiatan pembelajaran MCM adalah; siswa diajak menuju kesebuah dtempat di Tugu Muda Kota Semarang. Di lokasi ini terdapat sebuah kolam yang cukup besar dan menara tugu. Siswa diberi permasalahan untuk dapat menentukan jari-jari dari kolam. Menentukan volume air dalam kolam. Jika siswa tidak menemukan ide untuk menentukan permasalah tersebut , siswa dapat membuka amplop yang berisi informasi bantuan, jika amplop pertama belum jelas, dapat diteruskan pada amplop berikutnya. Aktivitas belajar siswa dapat diamati oleh guru. Siswa akan merasa senang, karena sambil bermain dan berjalan-jalan dapat belajar matematika. Matematika menjadi mata pelajaran menyenangkan. Model MCM, menjadi salah satu alternatif untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum 2013.

“ Artikel ini adalah bagian dari tugas Diklat Online P4TK Matematika”

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun