Film, sinetron, FTV, dan drama kolosal produksi Genta Buana Paramita/ Genta Buana Pitaloka pernah berjaya di pertelevisian Indonesia.Â
Terutama film kolosal kerajaan sempat fenomenal pada zamannya dan digandrungi berbagai kalangan dan segala usia.Â
Para aktor dan aktris berakting maksimal dan meyakinkan bak raja betulan. Berbeda dengan fenomena kerajaan fiktif akhir-akhir ini yang cenderung menggelikan dan meresahkan.
Bagi generasi jadul pasti ingat drama kolosal berkualitas era 1980 - 2000-an, seperti Mangkota Mayangkara, Mangkota Majapahit, Singgasana Brama Kumbara, Tutur Tinular, Misteri Gunung Merapi, dan Angling Dharma. Â
Saya teringat masa kecil yang bahagia, meski menyaksikan tayangan dari televisi layar hitam-putih milik tetangga.Â
Di tahun 1990-an belum banyak yang punya televisi di kampung saya. Warga menonton bareng drama kolosal di salah satu rumah tetangga.Â
Suasana nonton bareng bertambah seru. Mata dimanjakan visual televisi berwarna yang baru dibeli tetangga. 30 hingga 50 orang tumplek blek memenuhi rumah tetangga.Â
Adegan pertempuan dan adu jurus sangat mereka tunggu-tunggu. Penonton turut bersorak jika lakon menghabisi musuh. Adegan menegangkan turut membuat penonton geram.
Film-film tersebut barangkali bisa diputar ulang agar bangsa ini tidak kehilangan jati dirinya. Film bisa menjadi cerminan kehidupan dan sejarah.Â
Film-film kolosal tahun 1990-an tersebut cerminan dan bukti bahwa di bumi nusantara memiliki kerajaan yang bersejarah.
Entah karena rating atau pertimbangan apa, drama kolosal kerajaan sempat timbul-tenggelam. Pertelevisian kita pernah dijejali drama kolosal diiringi nyanyian dangdut era 2009-an, mirip adegan film india.Â