Namun, tak jarang akibat lingkungan kerja tak kondusif karyawan merasa tak nyaman dalam bekerja. Tak jarang dia mengundurkan diri, meski berada pada pekerjaan dan jabatan yang diidamkan.
Jika yang bermasalah adalah karyawan dengan direksi, risiko disingkirkan baik-baik harus dihadapi.
Perusahaan akan memberi surat pemutusan hubungan kerja, karyawan dirumahkan dengan bekal uang pesangon.
Tak jarang disingkirkan secara perlahan. Karyawan diberi beban kerja dan target tinggi sehingga merasa tertekan. Jika sudah tak betah, karyawan mengundurkan diri. Perusahaan tak merasa kehilangan karena karyawan sudah tidak diharapkan. Lebih penting, atau justru ini yang licik, perusahaan tak perlu memberi uang pesangon bagi karyawan yang mengundurkan diri.
Risiko Disingkirkan Sesama Karyawan
Satu hal perlu diwaspadai, Anda bisa saja disingkirkan sesama karyawan. Teman kerja bisa menjadi musuh, teman kantor jadi ancaman. Karyawan senior merasa lebih tinggi derajatnya sehingga tak jarang bertindak semena-mena terhadap yunior.
Padahal, dalam dunia kerja ada jenjang jabatan sesuai desk dan job description, bukan terkait status karyawan lama atau baru, senior atau yunior. Dunia kerja yang baik tidak mengenal senioritas, sudah berapa lama seseorang bekerja.
Ini yang saya kategorikan persaingan tidak sehat atau persaingan negatif. Ada karyawan yang suka mencari kekurangan dan kesalahan Anda. Mereka mencari celah keteledoran Anda yang barangkali hal manusiawi, lalu dilaporkan pada atasan dengan harapan Anda diberi peringatan. Kalau perlu berakhir dengan pemecatan.
Tak segan ia meminta atasan untuk memecat Anda, padahal konflik terjadi bukan antara Anda dan perusahaan. Jika Anda dipertahankan oleh atasan, dia berani mengancam akan mengundurkan diri.
Sekarang pilihan terletak pada kebijakan atasan, mempertahankan Anda atau karyawan yang ingin menjegal Anda.
Karyawan licik menjadikan Anda bahan gunjingan di belakang meja. Kejelekan Anda akan jadi obrolan nyinyir.