Atas nama pembangunan ratusan pohon di Solo bakal dimusnahkan. Udara bakal panas, pemandangan gersang, dan nasib pohon terzalimi terulang.
Flyover akan dibangun di kawasan Purwosari Solo, tepat berada di jalur protokol Jalan Ign. Slamet Riyadi, Solo. Kontrak proyek akan ditandatangani pada Rabu, 8 Januari 2020 dan target rampung pengerjaan pada akhir tahun.
Proyek yang dibiayai Kementerian PUPR ini menimbulkan ancaman nyata bagi lingkungan. Kontruksi flyover sepanjang 700 meter dan ampir sepanjang 2,5 kilometer akan terdampak pembangunan.
Sepanjang jalan itu terdapat berbagai jenis tanaman atau pepohonan yang selama ini membuat "Solo Berseri". Ada pohon berusia puluhan tahun yang berkontribusi menyejukkan dan menghijaukan kota Solo. Pohon juga menenangkan dan meneduhkan para pejalan kaki dan pengendara kendaraan.
Terdapat 377 pohon akan ditebang demi Flyover Purwosari. Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo menyatakan pepohonan memang ditebang tetapi Pemkot bakal mengganti dengan bibit tanaman seseua perda, yakni 1: 110, artinya 377 pohon ditumbangkan dan 3.770 bakal ditanam. (Solopos, 7 Januari 2019).
Pembangunan demi hajat hidup orang banyak barangkali tak terelakkan. Namun, jika sampai menyebabkan kerusakan lingkungan amat disayangkan.
Menanam pohon dan merawat tak semudah menebangnya. Ribuan bibit pohon  bukan solusi. Pohon muda, bahkan hanya bibit tak mampu menggantikan pohon berusia puluhan tahun. Lalu, ribuan bibit tanaman mau ditanam di mana? Apakah di sekitar flyover atau di tanah antah berantah?Â
Pecinta lingkungan seakan tak berdaya. Pemangku jabatan semestinya dapat mengantisipasi pembangunan tanpa merusak lingkungan. (Miv)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI