YouTuber yang mengeksploitasi (nonfisik) para Pekerja Seks Komersial (PSK). Jika Anda conten creator, berkreasilah dengan cerdas, tanpa merendahkan derajat wanita, apapun profesinya.
Insaflah wahaiTak peduli mereka dianggap hina, tetapi manusia tetaplah manusia. Wanita tetaplah wanita. Â Anda lebih biadab, "menjual" kemalangan pekerja malam lewat video, kau unggah di media tanpa persetujuan mereka.
Mereka punya harga diri, meski tubuh telah tergadai kepada lelaki berahi untuk sejumlah uang, sesuap nasi untuk bertahan hidup.
Tak semua perempuan malam beruntung, bertarif puluhan juta dan bermobil mewah dari hasil kerja "keras" mereka.
Mereka bukanlah wanita yang bernasib baik, seperti yang digambarkan Titiek Puspa dalam sebuah lagu.
Dosakah yang dia kerjakan?/ Sucikah mereka yang datang?/ Kadang dia tersenyum dalam tangis/ Kadang dia menangis di dalam senyuman. (Kupu-kupu Malam - Titiek Puspa)
Iwan fals dalam lagunya juga berempati: Habis berbatang-batang tuan belum datang/ Dalam hati resah menjerit bimbang/ Apakah esok hari anak-anakku dapat makan?/ Oh Tuhan, beri setetes rezeki. (Doa Pengobral Dosa - Iwan Fals)
Jika itu dosa dan melanggar hukum, lalu apa pantas kalian menertawakan, menjadikannya tontonan murahan.
Miris, melihat tingkah para konten kreator/ YouTuber berdalih membuat konten, tapi malah melupakan perikemanusiaan.
YouTuber membuat judul menggoda, "Survei Tarif PSK di Kota B, No Sensor bla bla bla." YouTuber (laki-laki) mendatangi lokalisasi pinggir jalan. Naik motor atau mobil dilengkapi kamera.
Mereka mengendarai mobil sembari berkeliling di pinggir jalan, mencari mangsa PSK sebagai bahan becandaan.
Kamera tersembunyi sudah dipersiapkan dan obrolan nyrempet hal berbau seks dilontarkan.Â