Kuliner pecel sudah akrab bagi masyarakat Indonesia. Beberapa daerah punya variasi pecel bercitarasa khas. Salah satunya Sego Pecel Gambringan, Grobogan.
Komposisi Pecel Gambringan berupa sayuran khas seperti bunga turi, daun pepaya, dan kecipir, selain bayam dan kecambah. Â Citarasa spesial berasal dari sambal kacang yang gurih, pedas, dan sedikit asin. Pecel dilengkapi rempeyek udang atau keripik tempe.
Dulu pedagang menjajakan pecel ke penumpang di gerbong kereta api jurusan Stasiun Semarang Poncol - Stasiun Bojonegoro. Rute kereta ini melewati Stasiun Ngrombo dan Stasiun Gambringan di Grobogan. Pecel disajikan dengan alas daun pisang (pincuk).
Bagi Anda yang pernah naik kereta api rute tersebut era tahun 1990- an hingga 2000- an pasti tidak asing dengan Sego Pecel Gambringan.
Dulu saya sering menikmati Sego Pecel Gambringan (SPG) pada tahun 2003- an. Saat itu saya masih sekolah di Solo. Ketika pulang naik bus, transit naik kereta di Stasiun Ngrombo, Grobogan menuju Stasiun Jambon, desa kelahiran saya.
Dikutip dari Jatengnyamleng.com (13/02/2019) warga sekitar Stasiun Gambringan mulai menjajakan pecel di gerbong kereta api tahun 1940-an.Sejak terbit peraturan dari PT KAI tahun 2012 tentang larangan berjualan di kereta, beberapa pedagang banting setir mencari pekerjaan lain.Â
Beberapa pedagang bertahan membuka warung pecel. Murni (61) salah satu penjual yang bertahan. Ia membuka warung di pinggir Jalan Raya Solo - Purwodadi, dari Stasiun Ngrombo ke selatan sekitar 50 meter.
35 Tahun Jualan di Gerbong Kereta
Murni mengaku berjualan pecel sudah puluhan tahun, yakni mulai tahun 1980."Saya jualan dari harga Rp10 sampai kini harga Rp5 ribu," kata Murni saat ditemui Minggu (1/12/2019).
Murni mengenang jika ia harus bangun pagi sebelum subuh guna menyiapkan dagangannya. Selepas subuh ia harus naik bus menuju Stasiun Mranggen Demak.