Dinding anyaman bambu, menyekat muka tengah belakang rumah.
Dinding rumah terbuat dari bambu yang dianyam ( bilik ). Jenis anyaman sasag paling banyak digunakan karena kuat dan tahan lama. Anyaman bercelah tsb, terutama dipakai untuk dinding dan pintu dapur, sesuai ketentuan adat. Untuk keperluan bahan baku bilik, penduduk yang hampir seluruhnya perajin bambu, menanam bambu di sekitar kampung dan hutan.
Pada dasarnya rumah di Kampung Naga terdiri 3 bagian ; muka (hareup ), tengah ( tengah imah ) dan belakang. Bagian depan berupa teras/ emper, tempat menerima tamu yang dicapai dengan menaikigelodog ( tangga ). Bagian tengah adalah ruangan besar tempat keluarga serta tamu berkumpul ketika acara selamatan. Di sebelahnya,pangkeng/ enggon ( kamar tidur ), yang kadang hanya berupa area kosong, tanpa penyekat atau pintu, di sudut ruang tengah. Dapur danpadaringan/ goah ( tempat penyimpanan beras ) terletak di bagian belakang, tempat yang diperuntukkan khusus untuk kegiatan kaum perempuan.
Arsitektur tradisional Kampung Naga, walau dibuat dengan pengetahuan teknis sederhana yang banyak terkait dengan kepercayaan, ternyata secara logis, efektif mencapai keselarasan dengan lingkungan yang telah lama dipelihara dan dilestarikannya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H