Purwodadi, Pasuruan (28 Agustus 2021) – Permasalahan mengenai benar atau tidaknya suatu informasi merupakan masalah yang umum dihadapi pemerintah, Simpang siur kebenaran suatu berita juga mempengaruhi pola pikir masyarakat, apalagi jika kita melirik berita-berita yang judulnya begitu provokatif, berita-berita yang murni hanya untuk merauk pembaca dan keuntungan. Tak ayal, masyarakat yang mudah percaya dan tidak mengetahui fakta dari berita itu langsung termakan.
Dengan mudah menyebarkan berita hoax dalam ponsel genggam miliknya. Jika menilik lebih dalam, masalah ini juga dialami oleh warga di Desa Sentul, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan. Tidak adanya pusat informasi media sosial desa juga menjadi faktor tingkat keefektivan berita yang disampaikan melalui berbagai akun perseorangan. Hal ini diketahui ketika diadakanya kegiatan vaksinasi di Desa Sentul pada Rabu (11/8), peserta vaksinasi yang terhitung sedikit dari target yang ingin dicapai menjadi sebuah bukti nyata bahwa informasi yang disampaikan desa belum efektif.
Miftachul Choir, salah satu mahasiswa Universitas Jember (UNEJ) yang saat ini menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back To Village III di Desa Sentul melakukan pendampingan sekaligus pengembangan media sosial desa. Dari hasil diskusi dengan Humas Desa diketahui bahwa desa belum mempunyai media sosial resmi untuk menyebarkan informasi. selama ini desa masih mengandalkan media sosial milik instansi lain untuk menyebarkan informasi pada warganya. Menurut beliau, dengan adanya pendampingan dari mahasiswa KKN dari Universitas Jember ini cukup membantu desa dalam pengembangan media sosial desa sebagai pusat informasi bagi warganya.
“Kami dari desa Sentul menyadari masih banyaknya kekurangan dalam penyampaian informasi yang mana kurangnya media, media untuk menginformasikan. Seperti tidak adanya web desa hingga penyampaian informasi melalui media sosial Instagram. Saya melihat desa-desa lain sudah memiliki itu.” ungkap Bapak Faris selaku Humas Desa.
Pengembangan yang dilakukan mahasiswa KKN dari Universitas Jember ini meliputi pembuatan web desa, akun resmi Instagram desa dan halaman resmi Facebook. Facebook dan Instagram dipilih karena media sosial tersebut dipilih karena menduduki 5 besar media sosial yang paling sering diakses. Hal ini juga menunjang Desa Sentul untuk dapat dikategorikan sebagai desa maju baik dari segi pembangunan hingga informasi.
“Desa Sentul sudah dapat dikatakan desa maju. Namun itu jika dilihat dari segi pembangunan. Tetapi Mas, jika dilihat dari segi informasi Desa Sentul belum dapat dikategorikan sebagai desa maju.” imbuhnya.
Pemeliharaan dan perkembangan media sosial ini dapat pula memicu aktifnya warga dalam menanggapi informasi desa. Hal ini juga diimbangi dengan sosialisai penggunaan media sosial kepada masyarakat oleh mahasiswa KKN dari Universitas Jember ini. Kegiatan sosialisasi ini diharapkan tidak hanya dirasakan manfaatnya oleh Pemerintah Desa saja, Namun juga dirasakan oleh warga desa sebagai bentuk platform yang nantinya mampu mempermudah warga dalam mengakses informasi yang disampaikan oleh Pemerintah Desa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H