Salah satu pengukuran untuk melihat kemajuan suatu negara dapat dilihat melalui pertumbuhan ekonomi negara. Pertumbuhan ekonomi merupakan proses peningkatan kegiatan pada perekonomian yang dapat ditandai dengan bertambahnya produksi barang atau jasa dalam masyarakat. Sehingga pada saat ini perkembangan perekonomian suatu negara sangat berpengaruh pada kondisi perekonomian global.
Pertumbuhan ekonomi termasuk kedalam masalah jangka panjang karena terkait dengan sumber daya alam, sumber daya manusia, dan proses menjadikan hasil sehingga akan menjadi sumber pendapatan bagi penduduk. Sumber pendapatan tersebut dalam perdagangan internasional dapat diartikan sebagai aktivitas jual beli baik barang ataupun jasa dengan melibatkan kerja sama antara dua negara atau lebih dengan tujuan mencapai manfaat tertentu seperti peningkatan finansial, promosi produk/jasa, persaingan dalam usaha dan juga keuntungan atau manfaat lainnya.[1]
Faktor yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam perspektif perdagangan internasional salah satunya adalah kegiatan ekspor dan impor barang. Kegiatan ekspor impor ini tentu saja dapat membuat negara yang berpartisiasi di dalamnya akan mengalami keuntungan.[2] dengan melalui ekspor misalnya, negara akan mendapatkan keuntungan dengan mengirimkan produk negaranya ke negara lain. Dengan cakupan yang luas maka kegiatan ekspor tersebut akan memungkinkan dalam meningkatkan jumlah produksi yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga diharapkan akan memberikan dampak atau kontribusi yang besar terhadap stabilitas ekonomi negara.
Impor merupakan proses masuknya barang ataupun jasa yang berasal dari negara lain ke dalam negeri. Melalui website resmi bea cukai manfaat dari impor adalah memungkinkan suatu negara dalam memperoleh bahan baku, barang, serta jasa suatu produk yang tidak terdapat di dalam negeri yang secara tidak langsung kegiatan ini akan mendukung stabilitas negara. Namun ternyata dalam impor tersebut justru menimbulkan dampak yang negative terhadap perekonomian, khususnya di indonesia.
Pemerintah saat itu melalui keputusan menteri dagkop no. 28 tahun 1982 tentang peraturan umum di bidang impor pakaian menetapkan pembatasan impor pakaian jadi. Serta surat pemberitahuan menteri perdagangan nomor 624/mpp/kep/9/2002 tanggal 3 september 2002 tentang ketentuan impor bahan bekas. Karena saat mengimpor pakaian bekas, ada risiko penyebaran penyakit dan membahayakan kesehatan masyarakat umum. Pengujian mencakup pemeriksaan pakaian bekas yang telah diimpor secara ilegal di laboratorium untuk patogen berbahaya termasuk bakteri staphlococcus aureus, escherichia coli, jamur, atau ragi. Karena pakaian lama tidak tahu dari mana asalnya dan tidak dapat dipercaya kebersihannya, jamur yang menempel pada pakaian tersebut dapat menyebabkan masalah perut, kondisi kulit, gatal kronis, dan pms.
 Selain dari itu berikut dampak yang ditimbulkan dari impor pakaian bekas di indonesia:
- Daya saing produk dalam negeri menurun. Pakaian bekas yang diimpor ke indonesia biasanya dijual dengan harga lebih murah daripada pakaian jadi yang dibuat di sini. Joko widodo, presiden indonesia, memperingatkan bahwa hal ini dapat mengganggu kestabilan industri tekstil dalam negeri, mempersulit barang-barang produksi dalam negeri untuk bersaing, dan mungkin membuat perusahaan lokal berisiko bangkrut.
- Lapangan kerja berkurang. Dalam hal ini keberlangsungan industri tekstil dan pakaian di indonesia akan mengalami kebangkrutan karena pekerjaan mereka sudah tergantikan dengan adanya pakaian impor yang dinilai lebih bagus dari segi kualitas dan modelnya, sehingga masyarakat akan mulai meninggalkan produksi dalam negeri. Sehingga akan membuat lapangan pekerjaan tutup atau mengalami kebangkrutan.
- Dapat menimbulkan penyakit. Hal ini dapat kita kaitkan dengan adanya pandemi covid yang berlangsung cukup lama di dunia. Dimulai dengan adanya penularan virus yang dapat melalui pakaian yang dikenakan oleh masyarakat indonesia yang baru kembali dari luar negeri. Dalam hal ini pakaian bekas impor pun secara tidak langsung dapat membawa penyakit jika tidak di sterilkan dengan benar. Dampak yang ditimbulkan bermacam-macam seperti adanya kutu/tungau yang bersarang di barang impor tersebut.
- Perdagangan internasional terdampak. Impor garmen bekas juga berpengaruh pada perdagangan dunia. Akibat persaingan yang tidak sehat dari barang bekas impor tersebut, beberapa negara penghasil pakaian impor tersebut mungkin merasa dirugikan. Selain itu, karena barang bekas dapat dijual dengan harga lebih rendah dari barang produksi lokal yang baru diproduksi, impor pakaian jadi bekas dapat mengurangi daya saing produk dalam negeri di pasar global. Hal ini dapat berdampak buruk pada kesejahteraan penduduk lokal dan pertumbuhan industri lokal. Oleh karena itu, untuk melindungi semua pihak dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat secara keseluruhan, pemerintah harus menetapkan aturan yang tepat untuk mengatur impor pakaian jadi bekas.
Â
Berdasarkan hal tersebut maka ternyata dapat kita ketahui bahwa dampak yang ditimbulkan dari produk impor pakaian bekas ini sangat banyak dan dapat menimbulkan dampak yang serius jika terus dibiarkan berlanjut. Maka dalam hal ini pemerintah harus mengambil langkah tegas dalam mengatasinya.
DAFTAR PUSTAKA:
[1] Muhammad Adnan, Yulindawati, and Mifda Fernandi, "Pengaruh Ekspor Dan Impor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Aceh," JIBES: Jurnal Ilmiah Basis Ekonomi Dan Bisnis Vol.1, No.2 (2022).
[2] Siti Hodijah and Grace Patricia Angelina, "ANALISIS PENGARUH EKSPOR DAN IMPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA," Jurnal Manajemen Terapan Dan Keuangan (Mankeu) Vol.10, No.01 (April 2021).