Mohon tunggu...
Badru Tamam Mifka
Badru Tamam Mifka Mohon Tunggu... -

Lahir di Tasikmalaya, 15 April 1983, pengelola blog manuskripkesunyian.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kisah Serigala di Negeri Kambing

28 Oktober 2009   19:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:30 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Menyamar jadi kambing?!”

“Ya iya lah, masa ya iya dong! Bayangkan saja, jika kita tinggal di sana, tiap hari kita bisa makan kambing diam-diam, tanpa harus letih lari-lari mengejar.”

Hening sejenak. Mereka berpandangan, menyeringai.

“Sepakat!!!” Keempat serigala itu bersorak.

Mereka pun mulai mengatur siasat dan bekerja keras mati-matian berjuang menculik empat kambing menjelang subuh, mengambil bulu-bulunya dan berusaha merancang pakaian kambing. Berhari-hari mereka pelajari hal-ihwal perkambingan, sosio-kulturalnya, tingkah laku, kebiasaan, bahasa, politik, jenis-jenis rumput, olah vokal dan sebagainya. Mereka mulai menyamar. Setelah mereka rasa cukup, berangkatlah keempat serigala itu ke negeri kambing.

–o0o–

Sesampainya di negeri kambing, keempat serigala itu langsung bergiliran mengajukan diri jadi kandidat. Dengan memendam niat busuk, mereka mulai melakukan mobilisasi massa, mempengaruhi, pendekatan kebudayaan, sampai cuap-cuap obral janji penuh dusta. Berhari-hari mereka bahu-membahu mendekati rakyat kambing. Keempat serigala itu rela berpuasa tak makan daging, demi kepentingan politik.

“Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Kita menderita dulu tak makan daging, setelah terpilih nanti, kita makan mereka sepuasanya. Selamanya, bro.” Bisik seekor serigala pada kawannya.

“Ya, jaga wibawa, tetap meyakinkan. Kabarnya ada tiga pasang kandidat. Sepasang calon kambing bodoh itu akan jadi lawan kita. Jangan sampai mereka terpilih. Pokonya, salah satu pasangan dari kita harus menang, untuk masa depan perut kita!”

Grrgh…

Keempat pasangan serigala itu kemudian mulai menyiapkan materi kampanye yang penuh janji menggiurkan untuk rakyat kambing, tentang kesejahteraan dan keadilan. Keesokan harinya, mereka memulai kampanye di hadapan ribuan rakyat kambing. Dengan suara yang meyakinkan, keempat serigala itu mulai mengobral janji.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun