Mohon tunggu...
Money

Dilema Para Pejuang Pangan di Negeriku, Indonesia

22 Desember 2016   09:15 Diperbarui: 22 Desember 2016   12:45 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

             Membahas tentang agraris Indonesia masuk di dalam kajiannya, Indonesia yang di akui sebagai negara yang agraris yang merupakan salah satu negara yang mempunyai tanah yang luas dan sangat subur di banding dengan negara lain, maka tidak heran jika indonesia menjadi negara penghasil pangan serta pengeksor hasil pertanian, tetapi mengapa hal itu sebaliknya? mengapa Indonesia kekurangan beras sebagai bahan makanan pokok rakyatnya? Ini adalah hal yang sangat di sayangkan. Bagaimana nasib para petani yang di sebut sebagai pejuang pangan? Hal ini yang harus di perhatikan oleh pemerintah bangsa Indonesia.

            Faktor yang menjadikan indonesia kekurangan beras sebagai makanan pokoknya adalah tidak semua petani mempunyai lumbung padi pribadi yang di gunakan sebagai persediaaan pangan mereka. Petani menjual sebagian bahkan semua dari hasil panennya (padi) untuk memenuhi biaya yang telah di keluarkan untuk menanam padi tersebut dan juga di gunakan untuk menanam di periode selanjutnya, mengapa demikian? Hal ini di karekan kurangnya modal yang di miliki para petani sampai” mereka harus menjual padi (beras) tersebut. Hal ini sangat di sayangkan mereka yang menghasilkan padi tetapi mereka akan membeli beras yang telah mereka hasilkan dengan harga yang sangat mahal  tidak jarang dengan kualitas yang rendah. Apakah ini dapat di sebut sebagai negara agraris? Negara yang memiliki tanah yang luas dan subur tetapi kekurangan beras sebagai bahan makanan pokok. Selain itu jumlah rakyat indonesia yang terus bertambah juga menjadi pemicu indonesia kekurangan beras sebagai bahan makanan pokok rakyatnya

             Faktor lainya yang mempengaruhi mengapa kondisi pangan dan hasil pertanian di Indonesia menjadi memprihatinkan, diantaranya yang  nyata dan yang sangat mencolok yaitu beralihnya lahan pertanian yang produktif menjadi bangunan bangunan yang sangat megah dan kokoh, misalkan pusat perbelanjaan, perumahan mewah serta gedung gedung pabrik industri yang tinggi. Sehingga, itulah faktor yang menjadi semakin terkikis lahan pertanian yang di miliki petani di Indonesia.

            Tidak dapat di pungkiri juga kurangnya ilmu pengetahuan, keterampilan dan keahlian para pejuangan pangan untuk menggarap sawahnya. Serta minimnya peralatan yang modern yang dimiliki oleh para petani indonesia yang menjadi salah satu faktornya, misalkan saja tidak jarang kita jumpai masih ada para pejuang pangan indonesia yang masih menggunakan tenaga manusia untuk memamen padi dibanding dengan mesin yang di gunakan khusus memamen padi, hal ini yang menjadi salah satu faktor penghambat berkembangan pertanian indonesia. Mengapa hal itu terjadi? Karena kebanyakan para petani dan buruh tani yang ada di Indonesia, orang orang yang memiliki pendidikan paling tinggi lulusan SMA. Ini adalah PR bagi pemerintah terutama sarjana pertanian, yang harus lebih mengajari serta bekerjasama dengan petani untuk lebih menghasilkan yang berkualitas.

            Di sisi lain ada faktor yang sangat penting dan sangat berpengaruh terhadap hasil pertanian indonesia yaitu keadaan alam, iklim, cuaca yang ekstrem serta tidak  menentu yang dapat mengakibatkan gagal panen para petani. Bagaimana para pejuang pangan tidak menangis? Bibit yang akan mereka tanam harganya mahal, pupuk yang mereka gunakan susah untuk di dapatkan, uang yang di buat untuk membayar upah buruh tani adalah uang hasil pinjaman. Biaya yang tidak sedikit yang harus di keluarkan oleh petani tetapi pada saat panen, banjir melanda sehingga tanaman yang di harapkan telah musnah kalau tidak begitu, hasilnya tidak sesuai dengan harapan, dan harganya sangat murah. Bagaimana mereka mau mengembalikan pinjaman yang telah di pinjamya, hal itu yang mengahantui mereka.

             Oleh karena itu harapannya, pemerintah lebih memperhatikan lagi para petani, diantaranya menyediakan bantuan bagi para perjuang pangan, terutama bibit, pupuk, teknologi dan kapasitas beli. Selain itu pemerintah di harapkan untuk lebih  memberikan dukungan kepada para pejuang pangan dalam sisi pendanaan atau modal yaitu dengan didirikanya koperasi dan kelompok tani. Serta menentukan harga yang tidak merugikan para pejuang pangan. Jika hal itu di telah terealisasikan tidak menutup kemungkinan indonesia akan menjadi penghasil pangan yang berkualitas dan dapat menjamin kehidupan para pejuang pangan serta tidak ada rakyat indonesia yang tidak memakan nasi (beras)  bahkan sampai kelaparan. Hal ini dapat mewujudkan negara Indonesia yang adil dan makmur seperti yang di cita-citakan  rakyat indonesia serta para pahlawan yang telah gugur.

            Selain itu, Indonesia akan menjadi negara penghasil pangan dan hasil pertanian yang melimpah sehingga indonesia tidak perlu untuk mengimpor dari negara lain, bahkan Indonesia bisa mengekpor ke negara lain. Hal demikian itu perlu dukungan dan kerjasama antar semua pihak, antara para pejuang pangan, pemerintah dan rakyat Indonsia.Maka hal ini akan sesuai dengan apa yang telah melekat pada Indonesia yaitu negara agraris yang mempunyai tanah  luas dan subur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun